Rabu, 27 Oktober 2010

Kepada Engkau yang Sedang Gelisah

Wahai hati yang sedang gelisah,
apakah yang sedang kau gelisahkan?

Bila engkau belum tahu pasti apa yang menggelisahkan mu,
bagaimana mungkin engkau bisa merasa gelisah?

Sebetulnya, apakah yang sedang kau gelisahkan?



Ketahuilah bahwa penderitaan yang paling menyiksa mu,
adalah penderitaan yang tidak pernah datang,
tetapi yang kau ijinkan tumbuh
dalam kekhawatiran- kekhawatiran mu.

Bila kekurangan yang kau rasakan,
mengalahkan nilai dari keberuntungan
yang telah ada pada mu,
maka kegelisahan itu adalah candu bagi pikiran mu.

Kegelisahan yang mencandui mu itu berawal
dari serat-serat sarang laba-laba
dalam angan-angan mu,
yang kemudian kau ijinkan menguat, menajam,
dan mengiris permukaan hati mu yang peka.

Kegelisahan mu akan memotong dan melubangi hati mu,
yang kemudian mengalirkan kecerdasan
dan ketahanan hati mu
ke parit-parit penyia-nyiaan sari kehidupan.

Maka selamatkanlah kecerdasan mu.
lindungilah kecemerlangan hati dan pikiran mu.
dan menangkanlah sari-sari kehidupan dalam diri mu.

Karena sebetulnya,
bila engkau mengerti
kegelisahan adalah mabuknya orang
yang sedang berada di depan penawaran-penawaran besar
bagi kemungkinan- kemungkinan
yang bisa ia capai sebagai pribadi yang mandiri.

Siapa kah di antara mu yang tidak akan tegang
dan gelisah menantikan terbukanya tabir penutup
hadiah besar bagi mu,
untuk sikap, pikiran, dan tindakan mu yang mulia?

Bila yang kau nantikan adalah hadiah
bagi pemuliaan diri mu,
maka itu sama sekali bukanlah kegelisahan
yang mengerdilkan,
tetapi tarian kegembiraan hati mu.

Bila engkau belum memuliakan diri mu sendiri,
maka kegelisahan mu adalah ronta dari keinginan hati mu
untuk membayar penundaan dan pengabaian
dari yang seharusnya sudah kau lakukan.

Engkau adalah jiwa yang dilahirkan mulia,
maka semua kegelisahan mu
adalah upaya hati mu untuk mengembalikan kemuliaan
yang telah menjadi bakat kelahiran mu.

Maka bertindaklah.

Janganlah engkau membatasi kebaikan
yang akan kau lakukan
hanya karena kemungkinan kegagalan,
karena dengannya
kau seperti berupaya membatalkan
sifat Tuhan mu Yang Maha Melindungi,
bagi kerugian mu sendiri.

Itu sebabnya
kau diperintahkan untuk membaca semua tanda,
baik tanda yang akan memuliakan mu,
yang akan menggagalkan mu, dan tanda bagi mu
untuk mencoba lagi dengan lebih berpikir.

Engkau hanya boleh membatasi yang akan kau lakukan
bila ia belum jujur, tidak adil, dan tidak memuliakan.

Janganlah jadikan kemungkinan kecewa mu
sebagai penghambat kerja mu.

Ketahuilah bahwa kegelisahan dalam penundaan
karena rasa takut akan kekecewaan –
adalah perasaan yang lebih buruk
daripada kekecewaan yang sebenarnya.

Kegelisahan mu lebih menyiksa
daripada kekecewaan mu.

Alam menciptakan mu kuat, ... kuat sekali,
tetapi
alam tidak menciptakan mu cukup kuat
untuk secara sekaligus menggembalakan
penyesalan-penyesal an masa lalu mu,
menyelesaikan tugas-tugas mu hari ini,
dan membesarkan kekhawatiran- kekhawatiran mu
di masa depan.

Itu sebabnya alam memberi mu kecerdasan
untuk mendahulukan yang seharusnya kau dahulukan,
dan meninggalkan yang seharusnya kau tinggalkan.

Hanya dengannya engkau akan disebut bijak,
karena kebijakan adalah kecerdasan
dalam mengutamakan yang baik.

Engkau berhak untuk bergembira.
Engkau berwenang untuk merajut kegembiraan mu
menjadi permadani kebahagiaan mu.

Janganlah kau gunakan kegelisahan yang maya itu
untuk menggantikan hak nyata mu
untuk berbahagia.

Janganlah engkau membatalkan yang mungkin bagi mu
dengan kegemaran mu mendahulukan kekhawatiran
tentang yang hanya akan terjadi
bila kau menghindari kebijakan.

Janganlah engkau bertahan berbaring di dalam bayangan
dan mengeluhkan kurangnya cahaya di atas kepala mu.

Bangunlah, dan melangkahlah ke luar
dan temuilah cahaya dari pengertian-pengerti an baik
yang telah mencerahkan
saudara-saudara mu
bahkan jauh sebelum kelahiran mu.

Majulah dan perbaikilah sudut pandang mu,
agar lebih mungkin bagi mu
untuk melihat masa depan yang lebih cerah.

Berdamailah dengan keadaan mu,
karena apa pun keadaan mu sekarang
adalah keadaan dari mana engkau
akan mencapai semua kecemerlangan mu.

Engkau akan membatalkan perjalanan mu
mendaki tempat-tempat yang naik,
bila engkau menolak menggunakan tanah yang rendah
sebagai pijakan awal mu.

Pencerahan adalah penerimaan yang ikhlas
tentang yang benar.

Bila engkau tidak menemukan jalan keluar
dalam kegelisahan mu,
maka berpalinglah engkau
kepada pengertian yang benar;
karena pencerahan mu
adalah penerimaan mu yang ikhlas
tentang yang benar.

Dan
bila engkau telah ikhlas dengan yang benar,
engkau akan mampu mendengar keheningan
dalam kebisingan,
dan
engkau akan melihat sinar
dalam kegelapan.



Bila cinta mu kepada kemuliaan
membuat mu bimbang dan bertanya
apakah engkau akan ditemukan,
dan
apakah engkau akan dicari,

dengarkanlah ini.

Engkau yang meninggikan akan ditinggikan,
engkau yang membesarkan akan dibesarkan.

Maka
bila engkau menemukan bagi saudara mu
yang belum menemukan,
engkau akan ditemukan;

bila engkau mencarikan bagi saudara mu
yang sulit mencari,
engkau akan dicari.

Bila Tuhan mu adalah keyakinan mu,
maka Tuhan mu adalah dasar dari semua keyakinan mu.

Ini aku katakan kepada mu
agar engkau mengingat
bahwa keraguan mu tidak boleh mendekati
pelemahan keyakinan mu kepada Beliau.

Demikian besar kah kesusahan mu
sehingga engkau mengecilkan nilai Tuhan mu bagi mu?

Beliau,
Tuhan mu Yang Maha Pengasih,
menunggu mu
agar engkau datang bermanja-manja kepada-Nya
meminta maaf karena keraguan mu,
mengembalikan kesadaran mu
kedalam kasih sayang Beliau.

Beliau ingin mendengar mu berjanji lagi
dengan meminjam kesungguhan
dari janji mu yang terakhir,
bahwa engkau tidak akan lupa lagi,
bahwa apa pun yang terjadi
adalah untuk kebaikan mu.

Mintalah pengertian Beliau
agar Beliau bersabar
dan tetap mencintai mu
dengan naik dan turun hati mu,
karena engkau sedang belajar
untuk selalu memperbarui iman mu.

Katakanlah bahwa engkau telah mengerti
bahwa semua upaya dan hasil mu tidak penting
bila dalam pencapaiannya
engkau menjauh dari-Nya.

Berjanjilah kepada Tuhan mu,
bahwa dalam keraguan mu yang akan datang,
engkau akan menjaga diri mu
bermanja-manja dekat dengan-Nya;
karena engkau tahu
bahwa bila Beliau berkenan
tidak ada yang tidak akan Beliau berikan
kepada mu,
meskipun apa pun,
karena
engkau adalah kekasih Tuhan.

Bila Beliau berkenan.

Seberapa jauh pun perjalanan mu,
engkau akan sampai bila engkau dekat dengan-Nya.

Seberapa sulit pun pencarian mu,
engkau akan menemukan
bila engkau mencari.

Seberapa jauh pun engkau hilang,
engkau akan dicari dan ditemukan
bila engkau mencarikan jalan
bagi saudara mu yang kehilangan jalan.

Maka bila kegelisahan datang lagi kepada mu,
sambutlah ia dengan penghormatan bagai kepada tamu
yang membutuhkan pengertian baik.

Sesungguhnya,
kegelisahan mu hanyalah kekuatan mu
yang sedang kebingungan.

Maka, damaikanlah diri mu.

Pulihkanlah jiwa mu
kepada keindahan asli mu.

Keindahan jiwa mu
adalah sumber dari semua kekuatan mu.
*******************

Jumat, 22 Oktober 2010

NIKAH DAN PACARAN MIRIP TAPI BEDA

“Bagaimana cara menjaga diri di tengah godaan yang begitu besar di jaman ini ? Bagaimana agar sukses lolos melewati masa remaja ini?” Begitu kurang lebih sms seorang teman yang baik di malam itu.



Sebenarnya dengan tegas sms tersebut bisa dibalas dengan kata singkat , ‘nikah saja’. Tapi ada yang terasa mengganjal ketika hendak menyampaikan pada teman yang baik tadi.



Kata pernikahan bagi banyak pemuda kini menjadi sesuatu yang tabu. Belum cukup umur, masih terlalu muda, belum mikir ke sana, masih ingin studi dulu, nerusin karir duluan dan beragam alasan lain untuk tidak siap dengan masalah pernikahan. Namun anehnya, banyak yang memilih sesuatu yang mirip pernikahan merupakan ikatan yang sakral, yang mampu melahirkan ketenangan , cinta dan kasih sayang. Pun merupakan hubungan indah yang bisa bernilai pahala dan membuahkan ridha Allah. Di dalamnya juga terkandung rasa tanggung jawab, kepemimpinan , kedisiplinan, keridhaan dan semangat kebersamaan yang mempesona.



Berbeda dengan pacaran, yang secara sepintas mirip dengan pernikahan. Karena di dalamnya ada muatan maksiat yang seluruhnya dimurkai Allah. Berdua di tempat sepi saja sudah merupakan kemaksiatan, demikian pula bersentuhan, memegang dan seterusnya.



Nabi Shallallahu’alaihiwasallam bersabda,

“Sungguh kepala salah seorang di antara kalian ditusuk dengan jarum besi itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya”(Riwayat at thabrani dan baihaqi, lihat silsilah ash shahihah (I/393)(224))

Paling minimum yaitu memandang yang bukan muhrim saja sudah dilarang.



Dari Buraidah, diriwayatkan ia berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda,

“Wahai Ali, janganlah engkau ikuti pandangan pertama dengan pandangan berikutnya. Karena pandangan pertama itu untukmu sadangkan yang kedua tidak halal bagimu”(Shahih sunan abu dawud)



Seorang sahabat Nabi Shallallahu’alaihiwasallam yaitu Jarir bin Abdillah meriwayatkan bahwa ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam tentang pandangan sesaat yang tidak disengaja. Maka beliau memerintahkanku agar mengalihkan pandanganku”(Shahih Muslim)

Perbuatan dosa tentu tidak bisa disertakan dengan perbuatan yang menghasilkan pahala dan ridha Allah.



Banyak Tak Mesti Benar

Realita membuktikan banyak orang yang lebih siap untuk berpacaran dibandingkan menikah. Dengan kata lain, lebih siap untuk mereguk beragam dosa daripada menumpuk pahala. Jelas sekali ini merupakan bnetuk penyimpangan yang berbahaya. Memang, aktivitas maksiat ini kini jadi hal yang dianggap biasa, tak tabu, atau tak dosa. Terlebih ada sebagian da’I yang turut mendukung aktivitas tercela ini, karena miskin ilmu dan takwa. Itu pun masih didukung beragam media yang mempromosikan pacaran sebagai sebuah gaya hidup yang wajar bagi kawula muda.



Gaya-gaya seperti ini ternyata sedikit banyak juga mengimbas pada sebagian pemuda-pemudi yang sudah ngaji. Pacaran memang tidak , tapi mereka pun mulai ada yang ‘enggan’ untuk bersiap menuju pernikahan. Dengan alas an yang begitu banyak dan sedemikian rupa dibuat untuk melegitimasi ketidaksiapannya menujuu jenjang pernikahan. Ini semua tentu tidak layak untuk dilakukan. Terlebih di jaman ini, godaan kemaksiatan begitu gencar mengancam.



Menikah dengan segera , sebenarnya merupakan jawaban yang paling mudah untuk diberikan. Namun kini jawaban yang mudah itu membutuhkan penjelasan tambahan agar pemuda atau pemudi yang dinasehati tadi paham dan yakin bahwa hal tersebut adalah solusi terbaik. Demikian pula, perlu untuk menerangkan keburukan pacaran, sesuatu yang mirip nikah padahal beda.

Sumber : Elfata edisi 5 vol 7 tahun 2007

Kamis, 21 Oktober 2010

Doa Cinta Sang Pengantin

Ya Allah,
Andai Kau berkenan,
limpahkanlah rasa cinta kepada kami,
Yang Kau jadikan pengikat rindu Rasulullah dan Khadijah Al Qubro
Yang Kau jadikan mata air kasih sayang
Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az Zahra
Yang Kau jadikan penghias keluarga Nabi-Mu yang suci.

Ya Allah,
Andai semua itu tak layak bagi kami,
Maka cukupkanlah permohonan kami dengan ridlo-Mu
Jadikanlah kami Suami & Istri yang saling mencintai di kala dekat,
Saling menjaga kehormatan dikala jauh,
Saling menghibur dikala duka,
Saling mengingatkan dikala bahagia,
Saling mendoakan dalam kebaikan dan ketaqwaan,
Serta saling menyempurnakan dalam peribadatan.

Ya Allah,
Sempurnakanlah kebahagiaan kami
Dengan menjadikan perkawinan kami ini sebagai ibadah kepada-Mu
Dan bukti ketaatan kami kepada sunnah Rasul-Mu.

Amin

Ya Allah…
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan cinta hanya kepada-Mu,
bertemu untuk taat kepada-Mu,
bersatu dalam rangka menyeru [di jalan]-Mu,
dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu maka kuatkanlah ikatan pertaliannya.

Ya Allah…
Abadikan kasih sayangnya,
tunjukkanlah jalannya dan penuhilah dengan cahaya-Mu yang tidak pernah redup,
lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepada-Mu, hidupkanlah dengan ma’rifat-Mu,
dan matikanlah dalam keadaan syahid di jalan-Mu.
Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.
Dan semoga shalawat serta salam selalu tercurah kepada Mudammad SAW,
kepada keluarganya dan kepada semua sahabatnya.


Ya Allah…
Hari ini dua hamba-Mu yang dhaif mematri janji dalam Mitsaqan Ghaliza di hadapan kebesaran-Mu.
Kami tahu tidak mudah untuk memelihara ikatan suci ini dalam naungan ridha dan maghfirah-Mu.
Kami tahu,
amat berat bagi kami untuk mengayuh perahu rumah tangga kami menghadapi taufan godaan di hadapan kami.
Karena itulah,
kami datang memohon rahman dan rahim-Mu.


Tunjukilah kami jalan yang lurus,
jalan orang-orang yang lebih Engkau anugerahi kenikmatan,
bukan-nya jalan orang-orang yang Engkau timpai kemurkaan,
bukan pula jalan orang-orang yang Engkau tenggelam dalam kesesatan.
Sinarilah hati kami dengan cahaya petunjuk-Mu.


Terangilah jalan kami dengan sinar taufik-Mu.
Kalau Engkau berkenan menganugerahkan nikmat-Mu atas kami,
bantulah kami untuk banyak berdzikir dan bersyukur atas nikmat-Mu itu.
Hindari kami dari orang-orang yang terlena dalam kemewahan dunia.
Lembutkan hati kami untuk merasakan curahan rahmat-Mu.


Ya Allah…
Indahkanlah rumah kami dengan kalimat-kalimat-Mu yang suci.
Suburkanlah kami dengan keturunan yang membesarkan asma-Mu.
Penuhi kami dengan amal shaleh yang Engkau ridhai.
Jadikan mereka Yaa…Allah teladan yang baik bagi manusia.


Ya Allah…
Damaikanlah pertengkaran di antara kami,
pertautkan hati kami,
dan tunjukkan kepada kami jalan-jalan keselamatan.
Selamatkan kami dari kegelapan kepada cahaya.
Jauhkan kami dari kejelekan yang tampak dan tersembunyi.


Ya Allah…
Berkatilah pendengaran kami,
penglihatan kami,
hati kami,
suami/isteri kami,
keturunan kami dan ampunilah kami.


Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Amiin…

Doa pengantin baru

Ada paling tidak TIGA doa yang umum di kalangan ahlussunah di malam pengantin termasuk diantaranya doa bersetubuh.

1. Setelah aqad nikah selesai, letakkanlah telapak tangan kanan suami di kening istri seraya membaca



اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جُبِلَتْهَا عَلَيْهِ،

وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جُبِلَتْهَا

عَلَيْهِ

Artinya:

Ya Allah aku memohon kepada-Mu, kebaikannya, dan kebaikan yang Engkau ciptakan pada nya, dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya dan kejahatan yang ada pada nya (HR. Abu Daud)

2. Mengawali Rumah Tangga Baru Dengan Shalat

Abdullah bin Mas`ud radhiyallahu’anhu berkata,”apabila engkau bersama istri pada malam pengantin maka suruh dia menjadi makmum shalat, dan engkau menjadi imam, lakukanlah shalat dua rakaat, setelah itu bacalah doa berikut:



اللَّهُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْ أَهْلِيْ، وَبَارِكْ لَهُمْ فِيَّ،

اللَّهُمَّ اجْمَعْ بَيْنَنَا مَا جَمَعْتَ بِخَيْرٍ، وَفَرِّقْ بَيْنَ

نَا إِذَا فَرَّقْتَ إِلَى خَيْرٍ



Artinya:

Ya Allah, berilah aku keberkahan karena istriku, dan berilah istriku keberkahan karena aku, ya, Allah ! satukanlah kami dalam kebaikan, dan jika Engkau memisahkan kami maka pisahkanlah kepada kebaikan (HR. Thabrani)

3. Pada Saat akan Bersenggama

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhu bahwa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang diantara kalian akan menggauli istrinya, lalu membaca doa,”:



بِسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبْ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

Artinya:

Bismillah, ya Allah! Jauhkanlah kami dari syaitan, dan jauhkan keturunan kami dari syaitan (HR.Bukhari-Muslim).



Ada paling tidak TIGA doa yang umum di kalangan ahlussunah di malam pengantin termasuk diantaranya doa bersetubuh.

1. Setelah aqad nikah selesai, letakkanlah telapak tangan kanan suami di kening istri seraya membaca



اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جُبِلَتْهَا عَلَيْهِ،

وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جُبِلَتْهَا

عَلَيْهِ

Artinya:

Ya Allah aku memohon kepada-Mu, kebaikannya, dan kebaikan yang Engkau ciptakan pada nya, dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya dan kejahatan yang ada pada nya (HR. Abu Daud)

2. Mengawali Rumah Tangga Baru Dengan Shalat

Abdullah bin Mas`ud radhiyallahu’anhu berkata,”apabila engkau bersama istri pada malam pengantin maka suruh dia menjadi makmum shalat, dan engkau menjadi imam, lakukanlah shalat dua rakaat, setelah itu bacalah doa berikut:



اللَّهُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْ أَهْلِيْ، وَبَارِكْ لَهُمْ فِيَّ،

اللَّهُمَّ اجْمَعْ بَيْنَنَا مَا جَمَعْتَ بِخَيْرٍ، وَفَرِّقْ بَيْنَ

نَا إِذَا فَرَّقْتَ إِلَى خَيْرٍ



Artinya:

Ya Allah, berilah aku keberkahan karena istriku, dan berilah istriku keberkahan karena aku, ya, Allah ! satukanlah kami dalam kebaikan, dan jika Engkau memisahkan kami maka pisahkanlah kepada kebaikan (HR. Thabrani)

3. Pada Saat akan Bersenggama

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhu bahwa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang diantara kalian akan menggauli istrinya, lalu membaca doa,”:



بِسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبْ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

Artinya:

Bismillah, ya Allah! Jauhkanlah kami dari syaitan, dan jauhkan keturunan kami dari syaitan (HR.Bukhari-Muslim).


http://kartadikaria.wordpress.com/2007/11/14/doa-pengantin-baru-p/

Rabu, 20 Oktober 2010

“Muslimah cantik, menjadikan malu sebagai mahkota kemuliaannya…”

Membaca Judul di atas, mungkin pada sebagian orang menganggap biasa saja, sekedar sebait kalimat puitis. Namun ketika kita mau untuk merenunginya, sungguh terdapat makna yang begitu dalam. Ketika kita menyadari fitrah kita tercipta sebagai wanita, mahkluk terindah di dunia ini, kemudian Allah mengkaruniakan hidayah pada kita, maka inilah hal yang paling indah dalam hidup wanita. Namun sayang, banyak sebagian dari kita—kaum wanita—yang tidak menyadari betapa berharganya dirinya. Sehingga banyak dari kaum wanita merendahkan dirinya dengan menanggalkan rasa malu, sementara Allah telah menjadikan rasa malu sebagai mahkota kemuliaannya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إنَّ لِكُلِّ دِينٍ خُلُقًا ، وَإنَّ خُلُقَ الإسْلاَمِ الحَيَاء

“Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa malu.” (HR. Ibnu Majah no. 4181. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain,

الحَيَاءُ وَالإيمَانُ قُرِنَا جَمِيعًا ، فَإنْ رُفِعَ أحَدُهُمَا رُفِعَ الآخَر

“Malu dan iman itu bergandengan bersama, bila salah satunya di angkat maka yang lainpun akan terangkat.”(HR. Al Hakim dalam Mustadroknya 1/73. Al Hakim mengatakan sesuai syarat Bukhari Muslim, begitu pula Adz Dzahabi)

Begitu jelas Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam memberikan teladan pada kita, bahwasanya rasa malu adalah identitas akhlaq Islam. Bahkan rasa malu tak terlepas dari iman dan sebaliknya. Terkhusus bagi seorang muslimah, rasa malu adalah mahkota kemuliaan bagi dirinya. Rasa malu yang ada pada dirinya adalah hal yang membuat dirinya terhormat dan dimuliakan.

Namun sayang, di zaman ini rasa malu pada wanita telah pudar, sehingga hakikat penciptaan wanita—yang seharusnya—menjadi perhiasan dunia dengan keshalihahannya, menjadi tak lagi bermakna. Di zaman ini wanita hanya dijadikan objek kesenangan nafsu. Hal seperti ini karena perilaku wanita itu sendiri yang seringkali berbangga diri dengan mengatasnamakan emansipasi, mereka meninggalkan rasa malu untuk bersaing dengan kaum pria.

Allah telah menetapkan fitrah wanita dan pria dengan perbedaan yang sangat signifikan. Tidak hanya secara fisik, tetapi juga dalam akal dan tingkah laku. Bahkan dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 228 yang artinya; ‘Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang sepatutnya’, Allah telah menetapkan hak bagi wanita sebagaimana mestinya. Tidak sekedar kewajiban yang dibebankan, namun hak wanita pun Allah sangat memperhatikan dengan menyesuaikan fitrah wanita itu sendiri. Sehingga ketika para wanita menyadari fitrahnya, maka dia akan paham bahwasanya rasa malu pun itu menjadi hak baginya. Setiap wanita, terlebih seorang muslimah, berhak menyandang rasa malu sebagai mahkota kemuliaannya.

Sayangnya, hanya sedikit wanita yang menyadari hal ini…

Di zaman ini justeru banyak wanita yang memilih mendapatkan mahkota ‘kehormatan’ dari ajang kontes-kontes yang mengekspos kecantikan para wanita. Tidak hanya sebatas kecantikan wajah, tapi juga kecantikan tubuh diobral demi sebuah mahkota ‘kehormatan’ yang terbuat dari emas permata. Para wanita berlomba-lomba mengikuti audisi putri-putri kecantikan, dari tingkat lokal sampai tingkat internasional. Hanya demi sebuah mahkota dari emas permata dan gelar ‘Miss Universe’ atau sejenisnya, mereka rela menelanjangi dirinya sekaligus menanggalkan rasa malu sebagai sebaik-baik mahkota di dirinya. Naudzubillah min dzaliik…

Apakah mereka tidak menyadari, kelak di hari tuanya ketika kecantikan fisik sudah memudar, atau bahkan ketika jasad telah menyatu dengan tanah, apakah yang bisa dibanggakan dari kecantikan itu? Ketika telah berada di alam kubur dan bertemu dengan malaikat yang akan bertanya tentang amal ibadah kita selama di dunia dengan penuh rasa malu karena telah menanggalkan mahkota kemuliaan yang hakiki semasa di dunia.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128) Di antara makna wanita yang berpakaian tetapi telanjang adalah wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang. (Lihat Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 17/191)

Dalam sebuah kisah, ‘Aisyah radhiyyallahu ‘anha pernah didatangi wanita-wanita dari Bani Tamim dengan pakaian tipis, kemudian beliau berkata,

إن كنتن مؤمنات فليس هذا بلباس المؤمنات وإن كنتن غير مؤمنات فتمتعينه

“Jika kalian wanita-wanita beriman, maka (ketahuilah) bahwa ini bukanlah pakaian wanita-wanita beriman, dan jika kalian bukan wanita beriman, maka silahkan nikmati pakaian itu.” (disebutkan dalam Ghoyatul Marom (198). Syaikh Al Albani mengatakan, “Aku belum meneliti ulang sanadnya”)

Betapa pun Allah ketika menetapkan hijab yang sempurna bagi kaum wanita, itu adalah sebuah penjagaan tersendiri dari Allah kepada kita—kaum wanita—terhadap mahkota yang ada pada diri kita. Namun kenapa ketika Allah sendiri telah memberikan perlindungan kepada kita, justeru kita sendiri yang berlepas diri dari penjagaan itu sehingga mahkota kemuliaan kita pun hilang di telan zaman?

فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

“Nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar Rahman: 13)

Wahai, muslimah…

Peliharalah rasa malu itu pada diri kita, sebagai sebaik-baik perhiasan kita sebagai wanita yang mulia dan dimuliakan. Sungguh, rasa malu itu lebih berharga jika kau bandingkan dengan mahkota yang terbuat dari emas permata, namun untuk mendapatkan (mahkota emas permata itu), kau harus menelanjangi dirimu di depan public.

Wahai saudariku muslimah…

Kembalilah ke jalan Rabb-mu dengan sepenuh kemuliaan, dengan rasa malu dikarenakan keimananmu pada Rabb-mu…

*****
Penulis: Ummu Hasan ‘Abdillah
Muroja’ah: Ust. Muhammad Abduh Tuasikal

Referensi:
Yaa Binti; Ali Ath-Thanthawi
Al Hijab; I’dad Darul Qasim

Selasa, 19 Oktober 2010

Apakah Saudara Sepersusuan Menjadi Mahram????

Pertanyaan:

Saya mau bertanya. Misalnya Ummu Aisyah menyusui Rifqi (anak orang lain) sebanyak lima kali atau lebih sampai kenyang, apakah Aisyah haram dinikahi Rifqi karena sebab sepersusuan? Bagaimana hukum saudara laki-laki Rifqi yang tidak menyusu pada Ummu Aisyah, apakah juga haram menikahi Aisyah?

Jawaban:

Untuk memahami masalah saudara sepersusuan, mari kita pelajari fatwa Syaikh Ibnu Baz tatkala beliau ditanya bahwa ada dua wanita, yang salah satunya memiliki seorang putra dan yang lainnya memiliki seorang putri, mereka saling menyusui anak satu sama lain, apakah dua saudara sepersusuan tersebut halal bagi saudaranya yang lain? Inilah uraian beliau,

“Apabila seorang wanita telah menyusui seorang anak sebanyak lima kali susuan (yang menjadikan anak tersebut kenyang, red) yang telah diketahui bersama atau mungkin lebih dari itu, maka selama anak tersebut masih belum berumur dua tahun, anak yang disusui tersebut sudah menjadi anak ibu yang menyusuinya beserta suaminya, dan semua anaknya dari suaminya dan selainnya telah menjadi saudara anak yang disusui, dan semua anak suaminya menjadi saudaranya pula.

Ayah wanita yang menyusui sudah menjadi kakeknya sendiri, dan ibu wanita yang menyusui tersebut sudah menjadi nenek anak tersebut. Ayah dari suami wanita yang menyusui sudah menjadi kakeknya dan ibu dari suaminya tersebut adalah neneknya. Hal ini berdasarkan firman Allah,

وَأُمَّهَاتُكُمُ اللاَّتِي أَرْضَعْنَكُمْ وَأَخَوَاتُكُم مِّنَ الرَّضَاعَةِ

“...Ibu-ibumu yang menyusui kamu, saudara perempuan sepersusuan….” (Qs. an-Nisa: 23).

Juga berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

يَحْرُمُ مِنَ الرَّضَاعَةِ مَا يَحْرُمُ مِنَ النَّسَبِ

“Hal-hal dari hubungan persusuan diharamkan sebagaimana hal-hal tersebut diharamkan dari hubungan nasab.” (HR. Bukhari: 2645).

Serta berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

لاَ رَضَاعَ إِلاَّ فِيْ حَوْلَيْنِ

“Tidak ada persusuan (yang menjadikan mahram) kecuali pada umur dua tahun.” (HR. Baihaqi: 1544).

Diriwayatkan dari Aisyah, dia berkata, “Dahulu turun ayat yang menetapkan, bahwa sepuluh kali persusuan menyebabkan (seorang anak yang disusui) sudah menjadi haram bagi kami. Kemudian (syariat tersebut, ed) dihapus menjadi lima kali persusuan yang telah dimaklumi. Maka ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal dunia, ketetapan ini tetap berlaku.” (HR. Muslim). (Fatwa SyAIkh Abdul Aziz bin Abdulullah bin Baz dalam Fatawa Ulama Baladil Haram: 505).

Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa Rifqi haram menikah dengan Aisyah sebab mereka berdua sudah menjadi saudara sepersusuan. Adapun saudara laki-laki Rifqi yang tidak menyusu pada Ummu Aisyah tidak menjadi saudara sepersusuan dengan Aisyah, sehingga dia boleh menikahi Aisyah. Wallahu a’lam.

Sumber: Majalah Mawaddah, Edisi 10, Tahun 1, Rabiul Akhir-Jumadil Ula 1429 H (Mei 2008).
(Dengan beberapa pengubahan tata bahasa oleh redaksi www.konsultasisyariah.com)

Kamis, 14 Oktober 2010

Suami yang Ku sayang tidak Mencintaiku,,,,,,,

Pertanyaan:

Apa yang mesti saya lakukan, suami saya mengaku di hadapan saya bahwa ia tidak mencitai saya karena saya bukan wanita yang cantik seperti diharapkannya. Untuk meminta cerai, saya tidak bisa karena mencintainya, tetapi saya juga merasa kasihan pada suami saya yang harus hidup bersama wanita yang tidak ia cintai.

Jawaban:

Ukhti hendaknya bersabar menghadapi ujian hidup. Beginilah isinya dunia, ada saja ujian, tidak akan luput ujian dunia ini melainkan bila maut sudah menjemput.

Upayakan ukhti bisa menghibur suami dengan baik, terutama pada saat dia membutuhkan ukhti. Utamakan kepentiangan dia daripada yang lain. Bantulah apa yang menjadi kesulitannya. Berlakulah lembut kepadanya dengan perkataan atau perbuatan, kami yakin hal ini akan membekas di hati suami walau mungkin lisannya mengingkari.

“…Maka wanita yang shalih ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada…”(Qs. an-Nisa: 34).

Mohonlah kepada Allah pada malam hari terutama pada saat menjalankan shalat malam, dan perbanyaklah doa di bawah ini,

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لَلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا

“Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Al-Furqan: 71).

Jika dengan usaha ini suami tetap keras minta cerai lantaran kurang senang – tentu apabila berkelanjutan akan terjadi kesenggangan hidup – maka serahkan urusan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bersabarlah, semoga Allah mengganti dengan yang lebih baik (Lihat surat at-Tahrim: 5)

Sumber: Dijawab oleh Ust. Aunur Rofiq dalam Majalah al-Mawaddah, Edisi 7 Tahun I ,Shafar 1429 H – Februari 2008
Dipublikasikan oleh www.KonsultasiSyariah.com

Indahnya Sabar Bagi yang Telat Menikah

Pertanyaan:

Saya ingin meminta nasihat kepada Syaikh tentang apa yang saya dan saudari-saudari saya alami, yaitu kami telah ditakdirkan ‘beratap’ tanpa menikah, padahal kami sudah melampaui umur menikah dan keputusasaan semakin dekat. Untuk diketahui – segala puji bagi Allah dan Dia menjadi saksi atas apa yang aku katakan -, kami adalah orang-orang yang mempunyai akhlaq dan kami telah menyandang ijazah Universitas. Inilah nasib kami, Alhamdulillah. Namun dari sisi ekonomilah yang membuat tidak ada seorang pun hyang bernai maju menikahi kami karena kebiasaan di daerah kami khususnya harus ada kesetaraan level antara suami istri untuk pertimbangan masa depan.

Jawaban:

Nasihat yang saya tujukan buat perempuan-perempuan semisal Anda atau bagi yang telat menikah – sebagaimana diisyaratkan penanya sendiri – yaitu agar mengembalikan semua urusannya kepada Allah dengan berdoa dan merendahkan diri kepada-Nya agar dikaruniai suami yang diridhai agama dan akhlaknya. Jika seseorang telah bertekad kears dalam menghadap kepada Allah, berserah diri kepada-Nya disertai dengan adab-adab berdoa dan menyingkirkan penghalang-penghalang diterimanya doa, maka Allah Ta’ala berfirman:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ

“Dan jika hamba-Ku bertanya kepada-Mu tentang Aku maka katakanlah Aku sangat dekat. Aku mengabulkan doa orang yang berdoa jika ia berdoa kepada-Ku…” (Qs. al-Baqarah: 186).

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

“Dan Rabbmu berkata: “Berodalah kepada-Ku niscaya Aku kabulkan untukmu…” (Qs. Ghafir: 60).

Allah merangkaikan antara pengabulan doa setelah seseoarng itu meminta hanya kepada-Nya dan beriman dengannya. Maka, tidak ada sesuatu yang aku pandang paling kuat dari berserah diri kepada Allah, berdoa, dan menunggu kelapangan. Telah shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau bersabda, “Ketahuilah, bahwasanya pertolongan bersama dengan kesabaran, kelapangan itu bersama dengan kemudahan.”

Semoga Allah memudahkan urusan mereka dan yang semisal mereka serta diberikan (oleh-Nya) seorang laki-laki shalih yang mereka idam-idamkan demi kebaikan akhirat dan dunia. (Fatawa Syaikh Muhammad Shalih al-Utsaimin, 2/769-770)

Sumber: Majalah al-Mawaddah, Edisi 7 Tahun I ,Shafar 1429 H – Februari 2008
Dipublikasikan oleh www.KonsultasiSyariah.com

Saudariku, Bersabarlah…

Pertanyaan:

Saya adalah seorang perempuan yang taat kepada suami dan selalu berpegang dengan perintah Allah. Namun, saya tidak menampakkan wajah yang ceria ketika menemui suami saya, karena dia tidak menunaikan kewajibannya berupa memberikan pakaian dengan cara yang patut buat saya. Aku telah menjauhinya dari tempat tidur. Berdosakah saya melakukan hal tersebut?

Jawaban:

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mewajibkan suami istri saling berbuat baik dan supaya kedua belah pihak berusaha menunaikan kewajibannya masing-masing, sehingga tercapailah manfaat dan kemaslahatan rumah tangga.

Suami dan istri hendaknya bersabar atas kekurangan masing-masing pihak, berusaha menunaikan kewajibannya dan meminta haknya kepada Allah. Inilah yang akan membuat langgengnya rumah tangga, kerja sama, dan keharmonisan suami istri.

Kami nasihatkan kepada saudari penanya agar bersabar atas kekurangan suaminya dan tetap berusaha menunaikan kewajibannya, dengan begitu akan diperoleh kesudahan yang terpuji dengan izin Allah dan bisa jadi membuat sang suami merasa malu sendiri. (Al-Muntaqo min Fatawa Fadhilatusy Syaikh Shalih Ibnu Fauzan, 3/243-244).

Sumber: Majalah al-Mawaddah, Edisi 7 Tahun I ,Shafar 1429 H – Februari 2008
Dipublikasikan oleh www.KonsultasiSyariah.com

Ketika Istri ‘Tak Kunjung Hamil Kamis

Pertanyaan:

Seorang wanita merasa risau karena tidak kunjung hamil, sehingga terkadang dia menyendiri sambil menangis dan banyak melamun serta tidak menyukai kehidupan ini. Bagaimana hukum hal tersebut dan nasihat apa yang pantas untuknya?

Jawaban:

Hendaknya wanita tersebut tidak merasa cemas dan menangis disebabkan belum hamil, karena usaha bagi suami istri untuk mendapatkan seorang anak, baik anak laki-laki saja atau hanya perempuan saja ataupun laki-laki dan perempaun atau tidak memiliki anak sama sekali, semua di bawah takdir Allah ‘Azza wa Jalla.

Allah Ta’ala berfirman (artinya):

“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Mahakuasa.” (Qs. asy-Syura: 49-50).

Allah ‘Azza wa Jalla lebih mengetahui siapa yang berhak untuk dianugerahi hal ini. Dia Maha Berkehendak atas apa yang Dia inginkan dari perbedaan manusia dalam mendapatkan karunia tersebut. Ada teladan yang baik bagi penanya pada diri Yahya bin Zakaria dan Isa bin Maryam ‘alaihish-shalatu was salam [demikian pula kesabaran Nabi Ibrahim dan Zakariya 'alaihish-shalatu was salam dalam berdoa agar dikaruniai anak sampai di usia senja sekalipun, sangat indah untuk dijadikan qudwah hasanah (teladan yang baik)], yang mana keduanya pun tidak dikaruniai anak. Maka wajib untuk ridha atas takdir Allah dan meminta hajatnya, sesungguhnya Allah memiliki hikmah yang dalam dan Dia Maha Berkehendak lagi Mahakuasa.

Dan tidak mengapa untuk berkonsultasi kepada dokter perempuan yang spesialis atau dokter laki-laki jika tidak ada dokter wanita; mudah-mudahan dapat mengobati penyebab tidak bisa punya anak atau faktor-faktor penghambat kehamilan lainnya. Demikian pula suami hendaknya berkonsultasi juga kepada dokter, karena boleh jadi penghalang untuk mendapatkan anak adalah dari dirinya sendiri.

Wabillahit taufiq shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa alihi wa shahbihi wasallam. (Fatawa al-Lajnah Daimah lil Buhuts al-’Ilmiyyah wal Ifta’, 3/530-531)

Sumber: Majalah al-Mawaddah, Edisi 7 Tahun I ,Shafar 1429 H – Februari 2008
Dipublikasikan oleh www.Konsultasi Syariah.com

Bila Shaum Menjadi Benteng Individu Kita, Dimana Khilafah yang Menjadi Benteng Umat ?

Suatu waktu Rasulullah SAW bersabda: "Shaum itu adalah benteng (junnah). Maka, orang yang sedang shaum hendaknya tidak berkata jorok dan tidak bertindak bodoh. Apabila ada pihak yang memeranginya atau mengejeknya, maka katakanlah kepadanya 'Aku sedang berpuasa!' (beliau mengulanginya dua kali)" (HR. Bukhari, Muslim). Ada hal amat menarik dalam hadits ini. Shaum disebut sebagai junnah atau benteng. Junnah artinya penjaga (wiqoyah) dan penutup (satrah) dari terjerumusnya seseorang kedalam kemaksiatan yang menyebabkan pelakunya masuk neraka. Juga, junnah bermakna penjaga dari neraka karena menahan syahwat (al-Jami' ash-Shahih al-Mukhtashar, Juz II, hal. 670).

Hal ini menegaskan bahwa shaum (puasa) merupakan benteng yang sifatnya individual. Shaum menjadi penawar terhadap nafsu dan syahwat pribadi dan berujung pada penjagaan kemaksiatan secara individual. Perkara tersebut menjadi lebih jelas ketika kita memperhatikan penuturan Abdullah bin Mas'ud. Dahulu kala, beliau berjalan bersama dengan Rasulullah SAW. Pada saat berjalan bersama-sama itu, Nabi bersabda: "Barangsiapa yang sudah mampu, hendaklah dia kawin (menikah) karena menikah itu lebih bisa menundukkan pandangan dan lebih bisa menjaga kemaluan. Barangsiapa yang tidak sanggup (menikah) maka hendaklah dia berpuasa karena puasa itu akan menjadi benteng (wijaun) baginya" (HR. Bukhari). Hadits ini mengisyaratkan puasa sebagai benteng 'nafsu dan syahwat individual'. Karenanya, dapat dipahami bahwa shaum memang merupakan benteng individual.

Bila shaum merupakan benteng individual maka hal-hal yang merusak masyarakat, tentu, tidak dapat dicegah dan dijaga oleh semata-mata shaum. Namanya juga individual hanya akan dapat menuntaskan perkara yang sifatnya juga individual. Karenanya dapat dipahami mengapa kristenisasi masih terjadi, aliran sesat terus dibiarkan, peredaran video mesum tak terbendung, harta kekayaan rakyat terus digasak pejabat dan dijual kepada asing, korupsi para pejabat tambah menggila, stigma Islam dengan terorisme tak berhenti, pemutar balikan Islam ala liberal makin dilegalisasi. Adalah kurang relevan bila untuk melindungi umat dari semua itu sekedar mengandalkan shaum yang sifatnya individual.

Islam memang agama paripurna. Allah SWT bukan hanya mensyariatkan shaum sebagai benteng individual, melainkan juga mensyariatkan kepemimpinan umat (imamah, khilafah) sebagai benteng masyarakat secara keseluruhan. Berkaitan dengan masalah ini, Junjungan kita Muhammad SAW bersabda: "Dan sesungguhnya imam adalah laksana benteng (junnah), dimana orang-orang akan berperang mengikutinya dan berlindung dengannya. Maka jika dia memerintah dengan berlandaskan taqwa kepada Allah dan keadilan, maka dia akan mendapatkan pahala. Namun jika dia berkata sebaliknya maka dia akan menanggung dosa" (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari berbagai kitab hadits maupun syarahnya dapat dipahami bahwa istilah imam maksudnya sama dengan khilafah. Menurut Muhammad bin Ismail Abu Abdillah al-Bukhariy, imam disini maknanya pemerintah tertinggi yang mengurusi urusan umat. Dengan menjadi benteng, imam mencegah musuh menyakiti kaum Muslim dan mencegah masyarakat saling menyakiti satu sama lain (al-Jami' ash-Shahih al-Mukhtashar, Juz III, hal. 1080). Sementara itu, meminjam penjelasan Imam as-Suyuthi, imam sebagai benteng berarti imam sebagai pelindung sehingga dapat mencegah musuh menyakiti kaum Muslim dan mencegah masyarakat saling menyakiti satu sama lain. Juga, memelihara kekayaan Islam. Kaum Muslim bersama dengan imam tersebut memerangi kaum kafir, pembangkang dan penentang kekuasaan Islam, dan semua pelaku kerusakan. Imam melindungi umat dari seluruh keburukan musuh, pelaku kerusakan, dan kezhaliman (ad-Dibaj Syarhu Shahih Muslim bin al-Hujaj, Juz IV, hal. 454; Syarh an-Nawawi 'ala Muslim, Juz XII, hal. 230).

Kenyataan bahwa imam/khalifah sebagai benteng kaum Muslim ini dicatat dengan baik dalam sejarah Islam. Sekedar contoh, ketika Islam diterapkan pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz (rh), pendapatan Negara surplus hingga tak ada seorang pun yang berhak mendapatkan zakat. Rakyat betul-betul tersejahterakan. Dulu pernah ada tentara Romawi melecehkan perempuan dengan menarik jilbabnya, segeralah Khalifah Mu'tashim mengerahkan pasukan untuk melindungi keamanan dan kehormatan perempuan itu. Berbeda dengan itu, perempuan Islam sekarang nyawanya saja tidak dihargai. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), penjajahan AS di Afghanistan telah membunuh 2 juta perempuan muslimah, sementara sebanyak 744.000 perempuan Muslim di Irak tewas. Saat Islam diterapkan, kehormatan perempuan dijaga dengan sebaik-baiknya.

Nyatalah, kita perlu dua benteng. Shaum sebagai benteng individual, dan yang tak kalah pentingnya adalah khalifah sebagai benteng umat Islam secara keseluruhan. Karenanya, benteng individual yang diraih pada bulan Ramadhan selayaknya dijadikan modal untuk mewujudkan kekhilafahan sebagai benteng umat Islam dalam kehidupan. Insya Allah.[MR Kurnia]


http://www.facebook.com/pages/Komunitas-Rindu-Syariah-Khilafah/175817530657

Tersenyumlah Wahai Saudariku.. Agar Engkau Bahagia..

Wahai Saudariku…
…yang tekun mendirikan shalat dan berpuasa dgn penuh kepatuhan dan kekhusyukan
… yang memakai hijab demi kesopanan, kewibawaan, dan kesucian diri
… yang selalu belajar dan menelaah dengan penuh kesadaran dan ketulusan hati
…yang selalu menepati janji, bisa dipercaya dan jujur
… yang selalu berzikir, bersyukur dan berdoa
… yang selalu menjadikan Aisyah, Maryam dan Khadijah sebagai teladan
… yang tengah mendidik calon ksatria dan mencetak orang-orang terhormat
… yang selalu memelihara nilai adiluhung dan melestarikan suri tauladan
… yang selalu takut dan menjauhi apa-apa yang diharamkan Allah

YA...!
...untuk senyuman indahmu yang menghembuskan cinta dan mengalirkan kasih sayang kepada sesama
...untuk berbakti kepada orangtua, menyambung tali silaturahmi menghormati tetangga dan menyantuni anak yatim
...untuk selalu bersanding dengan Al Qur'an seraya membaca, mengamalkannya sambil bertobat dan beristigfar
...untuk bekerja keras mendidik anak-anak dengan agama, mengarahkan mereka kepada hal-hal yang bermanfaat
...untuk rasa malu dan hijabmu yang diperintahkan Allah. Itulah satu-satunya cara untuk memelihara kesucian dan kehormatanmu

TIDAK...!
...untuk menyia-nyiakan usiamu dgn hal-hal yang tak berguna,
...untuk mendewakan harta dan berupaya menimbunnya dengan pengorbanan kesehatan kebahagiaan, tidur nyenyak dan istirahatmu
...untuk mencari-cari kesalahan orang lain, menggunjingnya dan melupakan kesalahan diri sendiri
...untuk mengabaikan kebersihan badan kerapihan rumah wewangian dan disiplin
...untuk melupakan akhirat dan bekal untuknya serta mengabaikan keberadaannya


Tidak ada musuh yang lebih membahayakan bagi kecantikan wajah wanita itu selain kecemasan terhadap masa tua...
Wanita bisa sekali membuat rumah menjadi surga, dan sebaliknya: ia pun sangat bisa mengubahnya menjadi neraka

Jangan menunggu sampai menjadi orang bahagia, jika hanya untuk tersenyum, tersenyumlah agar engkau menjadi orang yang bahagia
Berbahagialah dengan kehidupan sebelum kematian datang menjemput, petiklah semua bunga kehidupan sebelum angin merontokkannya
Pesan kebahagiaan yang paling cepat sampai ke hati orang lain adalah senyuman tulus dari hati yang paling dalam...

Kala kesulitan menghadang, kembalilah Kepada Yang Maha Mengetahui Yang Gaib.....


********
Sepenggal Pesan Cinta Dari Dr. 'Aidh Al Qarni di Buku "Menjadi Wanita Paling Bahagia"



http://www.facebook.com/group.php?gid=87403574773

Muslimah Juara

Adalah Wanita yg teguh menjaga aqidah dan kehormatan
Pendidikan dan kepribadiannya sempurna
Kesenangan memberi dan perhiasannya adalah ma’af
Memberi tanpa mengharap balas
Benteng Rabbani menjadi perisai yg selalu ia bawa,
Ia Wanita ygn manja tetapi tetap terjaga,
Diantara dekapan dada kedua orang tua
Dialah Istri penuh Cinta,
Menyebarkan semerbak kasih sayang di penjuru rumahnya
Ia Ibunda generasi Taqwa
Paling sayang kepada Anaknya
Nenek yg tidak mewariskan harta,
Namun Al Qur’an dan As Sunnah menjadi wasiat
Yg ditinggalkan untuk cucunya
Merekalah wanita yg terampil dan cakap
Memberi pondasi kehidupan dan
Menjadi penyangga kemajuan umat

Itulah Profil sang Juara.
Seperti sebuah Kompetisi, seorang muslimah berpacu untuk meraih syurga.
Hanya para jawaralah yg akan menduduki kedudukan tinggi di sisi Rabbnya
Dan mulia di antara manusia.

Untuk itu Saudariku, jadilah muslimah-muslimah yg juara…
Dengan sering membaca buku buku Agama, mendengarkan ceramah ceramah Agama,
ikuti Kajian-kajian Agama, Ta’lim Rutin. Silaturachiem ke Ulama dan
Selalu berkumpul dgn Orang-orang Shalih.

Dari Aisyah radiallahu'anha, ia berkata," Sebaik-baik wanita ialah wanita Anshar, rasa malu tidak menghalangi mereka untuk memperdalam agama."
(HR. Muslim)


http://www.facebook.com/group.php?gid=87403574773

BIODATA IBLIS ( Dikenali untuk di Waspadai )

Tahukan anda siapa musuh manusia sepanjang masa ? Pernahkah kita mengamati dan mencari tahu siapa dia ? tahukah kita akan dirinya ? Tahukah kita akan sifat-sifatnya ? tahukah kita jika terjebak jeratnya. Jika belum tahu dengan seksama, patut kita renungkan informasi berikut :

…,Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah Iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim. (al-Kahf:50)

Berikut ini ada biodata lengkap tentangnya. Lebih lanjut kita bisa merujuk ke Dalam Al Quran. Silahkan buka Qs. 2 al-Baqarah : 34, Qs. 7 al-A’raaf : 11, Qs. 15 al-Hijr : 31, Qs. 17 al-Israa’ : 61, Qs. 18 al-Kahfi : 50, Qs. 20 Thaaha : 116 dan Qs. 38 Shaad : 74).

Nama : Iblis
Gelar : Laknatullah ‘Alaihi (semoga Allah melaknatnya)
Tingkatan : Penjahat Terbesar
Lahir : Sebelum diciptakan manusia
Tempat tinggal : Toilet dan rumah yang tidak disebut nama Allah ketika memasukinya
Singgasana : Di atas air
Rumah masa depan : Neraka Jahanam, seburuk-buruk tempat tinggal
Agama : Kafir
Jabatan : Pimpinan Umum orang-orang yang dimurkai Allah dan sesat
Masa Jabatan : Hingga hari Kiamat
Karyawan : Setan jin dan setan manusia
Partner dalam bekerja : Orang yang diam dari kebenaran
Agen : Dukun dan paranormal
Musuh : Kaum Muslimin
Kekasih di dunia : Wanita yang hobi telanjang dan pamer aurat
Keluarga : Para thaghut
Cita-cita : Ingin membuat semua manusia kafir
Motto : Kemunafikan adalah akhlak yang paling utama
Hobi : Menyesatkan manusia dan menjerumuskan ke dalam dosa
Lukisan kesayangan : Tato
Mata pencaharian : Mencari harta yang haram
Makanan favorit : Bangkai manusia (ghibah)
Tempat favorit : Tempat-tempat najis dan tempat maksiat
Tempat yang dibenci : Majlis ilmu dan temat-tempat ketaatan
Alat komunikasi : ghibah (menggunjing), namimah (adu domba) , dan dusta

Jurus Andalan :
1. Memoles kebathilan
2. Menamakan Maksiat dengan nama yang indah
3. Menamakan Ketaatan dengan nama yang tidak disukai
4. Masuk melalui pintu yang disukai manusia
5. Menyesatkan manusia secara bertahap
6. Menghalang-halangi manusia dari kebenaran
7. Berlagak sebagai penasihat

Kelemahan :
1. Tidak berkutik di hadapan orang yang ikhlas
2. kewalahan menghadapi orang yang berilmu
3. Lari dari suara adzan
4. Lari dari rumah yang dibacakan al-Baqarah
5. Menyingkir dari orang yang berdzikir kepada Allah
6. Menangis ketika melihat orang bersujud kepada Allah

Diringkas dan diadaptasi dari kitab “Wiqayatul Insan minal Jinni wasy Syaithan”, karya Wahid Abdus Salam Bali,

Dalam Terjemahan Berjudul " Benteng Ghaib ( Bagaimana Melindungi Hati dari Godaan setan )



http://www.facebook.com/group.php?gid=87403574773

Pesan Cinta dari Aisyatulhumaira ...

Wahai Hawa….
Kenapa..
engkau tak menghargai nikmat Iman dan Islam itu ?
Kenapa..
mesti engkau kaku dalam mentaati ajaran-Nya ?
kenapa..
masih segan mengamalkan isi kandungan-nya ?
dan kenapa..
masih was-was dalam mematuhi perintah-Nya ?


Wahai Hawa….

Sadarlah..
Tangan yang mengoncang buaian..
boleh mengoncang dunia,
kau boleh mengoncang dunia
dengan melahirkan manusia yang hebat!!
yakni yang Shaleh dan Shalehah,
kau boleh menggegar dunia
dengan menjadi isteri yang taat
serta memberi dorongan dan
sokongan pada suami yang sejati
dalam menegakkan Islam di mata dunia.


Tapi hawa..
Jangan sesekali kau cuba menggoncang keimanan
lelaki dengan lembut tuturmu, dengan ayu wajahmu,
dengan lengguk tubuhmu.
Jangan kau menghentak-hentak kakimu untuk
menyatakan kehadiranmu.

Jangan Hawa …
Jangan sesekali cuba menarik perhatian kaum Adam yang bukan
Suamimu..kerana aku khuatir ia mengundang
kemurkaan dan kebencian ALLAH.

BAHAYA! Ia bisa memberi kegembiraan pada syaitan..
kerana wanita ialah jala syaitan,
Alat yang di eksploitasikan oleh syaitan dalam menyesatkan kaum Adam.

Hawa,
Andai engkau masih remaja..
Jadilah anak yang Shalehah Buat kedua ibu bapamu,
Andai engkau sudah bersuami..
Jadilah isteri yang meringankan beban suamimu,
Andai engkau seorang ibu..
Didiklah anakmu sehingga ia tak gentar memperjuangkan Ad-din ALLAH.

Hawa,
Andai engkau belum menikah,
Jangan kau risau akan jodohmu,
ingatlah hawa janji Rabb kita,
wanita yang baik adalah untuk
lelaki yang baik.
Jangan menggadaikan maruahmu..
hanya semata-mata kerana seorang lelaki,
jangan memakai pakaian yang menampakkan lekuk tubuhmu
hanya untuk menarik perhatian dan memikat kaum lelaki,
kerana kau bukan memancing hatinya..
tapi merangsang nafsunya.

Wahai Hawa…
Jangan sesekali dikau mulakan pertemuan dengan lelaki yang bukan muhrim kerana aku kuatir dari mata turun ke hati, dari senyuman membawa ke salam, dari salam cenderung kepada pertemuan dan dari pertemuaan... takut lahirnya nafsu kejahatan yang menguasai diri.

Hawa …
Lelaki yang Baik tidak melihat paras rupa,
Lelaki yang Shaleh tidak memilih wanita melalui
keseksiannya,
Lelaki yang Wara’ tidak menilai wanita melalui
keayuaannya,
kemanjaannya serta kemampuannya
menggoncang iman mereka.

Tetapi hawa …
Lelaki yang Baik akan menilai wanita melalui akhlaknya,
peribadinya dan ad-dinnya...
Lelaki yang Shaleh tidak menginginkan
sebuah pertemuan dengan wanita yang bukan muhrimnya kerana dia takut menberi kesempatan pada syaitan untuk mengodanya.


Lelaki yang Wara’ juga tak mahu bermain cinta sebabnya dia tahu apa matlamat dalam sebuah hubungan antara lelaki dan wanita yakni perkahwinan.

Oleh itu Hawa …
Jagalah pandanganmu,
Jagalah pakaianmu,
Jagalah akhlakmu,
Kuatkan pendirianmu...

Andai kata ditakdirkan tiada cinta dari Adam untukmu,
Cukuplah hanya cinta ALLAH menyinari dan
memenuhi jiwamu,
biarlah hanya cinta kedua ibu bapamu
yang memberi hangatan kebahagiaan buat dirimu, cukuplah sekadar cinta adik beradik serta keluarga yang akan membahagiakan dirimu.

Hawa …
Cintailah ALLAH..
Dikala susah dan senang kerana kau akan memperolehi cinta dari insan yang juga menyintai ALLAH.
Cintailah kedua ibu bapamu, kerana kau akan perolehi keridhaan ALLAH. TA”ALAA
Cintailah keluargamu.. kerana tiada cinta selain cinta keluarga.

Hawa …
Ingatanku yang terakhir, biarlah tangan yang menggoncang buaian ini dapat menggoncang dunia dalam menggapai keridhaan ILAHI.
Jangan sesekali.. tangan ini juga yang menggoncang keimanan kaum Adam, kerana aku sukar menerimanya dan aku benci mendengarnya.


***
Pesan Cinta dari Ukhti Aisyatulhumaira



http://www.facebook.com/group.php?gid=87403574773

Hasrat Muslimah

Aku ingin menjadi KHADIJAH
Menjalin agung sebuah cinta
Menafkahkan hartanya pada FISABILILLAH

Aku ingin sezuhud FATIMAH
Akur tanpa jelak setiap perintah

Aku mengagumi dan mahukan kejayaan
Gedung ilmu AISYAH

Aku ingin menyelami ketabahan SITI HAJAR
Mengedong puteranya yang masih merah
Dipadang pasir yang merekah

Bukannya wanita penggoda
Fitrah dari sejarah SITI ZULAIKHA

Pun jiwaku ingin sekudus RABIATUL ADAWIYAH
Tenggelam asyik dalam nikmat UBUDIYAH
Biar tersingkap segala hijab
Dua cinta takkan berpadu dalam satu hati

Lantas ku serah cinta suci ini pada satu perjuangan
Bagai cekalnya hati ZAINAB AL GHAZALI
Terluka tersiksa terhina terpenjara
Terkurung jasad dicelahan janji kaku
Teguh istiqamah menjunjung akidah dakwah
Demi Islam bukannya menyerah galang gantinya

Atau setidaknya aku impikan hidup semulia MARYAM JAMILAH
Berteman pena menongkah kepayahan
Ruh jihad perlu disemarakkan
Dan biarlah aku yang menyemarakkan obornya

Aduhai..meskipun aku hanyalah perawan
Yang jiwanya tak sekental ASMA
Belum teruji dengan deraian airmata ATIQAH
Tak mampu tersenyum bagai KHASA yang tabah..

Namun relalah aku…
Relalah aku menjadi sayap kiri perjuangan
Kan kuteguh menatang amanah ini
Mewarisi kegemilangannya
SRIKANDI UMMAH

Hanya kerana Islam merindui
Kemunculan peribadi mukminah
Muslimah mujahidah…
Yang rela mati dalam keunggulan iman
Terpanggang gagah bagai harumya pusara MASYITAH…
Jika Islam itu kan kudaulatkan…



http://www.facebook.com/group.php?gid=87403574773

Memelihara Pandangan | Ghudhul Bashar | Full Article | Part 1 ^^

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Mohon maaf sebelumnya kepada para anggota Uhibbuka Fillah, kit amengetahui bahwa beberapa waktu lalu, Uhibbuka Fillah meminjam Grup We Are Support to Against The Virtual Khalwat untuk menyebarkan pesan, maka kali ini grup tersebut meminjam Uhibbuka Fillah untuk menyebarkan pesannya.
Maka mohon maaf jika topik kali ini berbeda dari yang sebelumnya.
Pemberitahuan sebelumnya, Karena Sistem Pengiriman tidak dapat mengirim Full artikel, kami mohon maaf jika artikel ini di pisah menjadi 3 bagian.
Semoga bermanfaat :)

****
Segala puji bagi Allah Yang telah menyempatkanku untuk berbagi dalam tulisan ini. Salawat serta salam ku panjatkan kepada Baginda Rasulullah Shallallahu wa Salam yang telah mengajarkan kita tentang Hikmah serta Keindah Islam, Subhanallah. Tidak lupa aku panjatkan Salawat serta Salam kepada Keluarga dan Sahabat Beliau beserta kepada orang-orang yang senantiasa berhijerah ke arah yang dIrahmati oleh Allah Yang Maha Pemurah.

Bismillahirrahmanirrahiim…

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat."
QS.An-Nur(24):30

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. ... dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”
QS.An-Nur(24):31

Saudaraku,
Allah Subhanna wa Ta’alaa telah Berfirman kepada laki-laki yang Beriman di dalam Surah An-Nur Ayat 30 atas sebuah Karunia kesucian ketika mereka mampu memelihara pandangan yang khianat(1) dan memelihara kemaluannya. Allah Subhana wa Ta’alaa pun Juga Berfirman kepada wanita-wanita beserta orang-orang yang Beriman di dalam Surah An-Nur Ayat 31 atas sebuah keberuntungan ketika wanita-wanita yang Beriman itu mampu memelihara pandangan mereka, mampu memelihara kemaluan mereka dari perbuatan-perbuatan keji, mampu menyembunyikan perhiasan-perhiasan mereka kecuali yang biasa tampak(2) dari orang-orang yang tidak dijelaskan pada perintah didalam ayat tersebut. Bahkan ada pada suatu hadist dijelaskan bahwa dengan kita memelihara pandangan yang khianat maka kita akan mendapatkan manisnya iman(3). Allah Memberikan Karunia itu kepada mereka, karena mereka lebih cenderung kepada Keimanan daripada kemaksiatan sehingga hal ini dapat menjadikan hatinya diliputi oleh selaput-selaput kemaksiatan. Dan, Ketika mereka telah merasakan manisnya iman, maka merekapun akan enggan untuk bermaksiat, bahkan terfikirpun tidak. Ibnu Taimiyyah Rahimahullah berkata : “Sesungguhnya apabila hati telah merasakan manisnya ibadah kepada Allah dan ikhlas kepada-Nya maka tidak ada yang lebih manis, lebih indah, lebih nikmat dan lebih baik darinya.”(4) Sehingga ketika kita telah menjauhkan diri kita dari segala maksiat, maka hal ini akan membuat kita semakin dekat kepada Allah dan cahaya-cahaya Hidayah akan mudah masuk ke dalam nurani kita sebagai penentram hati. Subhanallah, sungguh Karunia yang besar bagi orang-orang yang senantiasa memelihara pandangannya. Hati telah menjadi tenteram lantaran dapat mengingat Allah(5), apalagi mengingati Allah ini dapat dengan mudah didapati lantaran tidak adanya selaput penghalang yang berupa selaput kemaksiatan dalam menghalangi masuknya Cahaya Hidayah kedalam hati.
[Bersambung ke Part 2]

Catatan kaki:
(1) Yang dimaksud dengan pandangan mata yang khianat adalah pandangan yang dilarang, seperti memandang kepada wanita yang bukan muhrimnya.(Kutipan dari Al-Qur'an Digital pada Surah Al-Mu'min:19)

(2) Tafsir Jalalain yg dikutip dari Al-Qur'an Online : ...(dan janganlah mereka menampakkan) memperlihatkan (perhiasannya, kecuali yang biasa tampak daripadanya) yaitu wajah dan dua telapak tangannya, maka kedua perhiasannya itu boleh dilihat oleh lelaki lain, jika tidak dikhawatirkan adanya fitnah. Demikianlah menurut pendapat yang membolehkannya. Akan tetapi menurut pendapat yang lain hal itu diharamkan secara mutlak, sebab merupakan sumber terjadinya fitnah.

(3) Rasulullah saw bersabda : Pandangan adalah salah satu anak panah beracun, diantara anak panah iblis. Semoga Allah melaknatinya. Barang siapa yang meninggalkannya karena takut kepada Allah maka ia telah diberi Allah keimanan yang mendapatkan kelezatannya didalam hatinya. (Al Hadits riwayat Imam Al Hakim) (15)

(4) Saya mengutip perkataan ini dari: Ukhti Hafidz Blog

(5) (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Ar-Rad:28)

Memelihara Pandangan | Ghudhul Bashar | Full Article | Part 2 ^^

Ketika kita telah merasakan manisnya iman maka Allah akan memberikan ketenteraman pada hati kita. Sehingga dengan karunia ini kita dapat menyelesaikan suatu masalah dengan mudah walaupun masalah tersebut sebesar gunung sekalipun. Oleh karena itu, beruntunglah orang-orang yang senantiasa mememelihara pandangannya dengan rasa malu (6) Kepada Allah, lantaran rasa malu itu dapat mencegah dirinya dari hal-hal yang membuat Allah Cemburu kepadanya.
Subhanallah, sebegitu indahnya pemeliharaan pandangan sehingga Allah menjamin manisnya keimanan kepada mereka. Namun, jika kita tidak mampu menundukkan/memeliharanya, justru hal itu akan membawa kita kepada Kemurkaan Allah.

Beberapa dari sekian banyak alasan yang mengharuskan seorang muslim untuk memelihara pandangannya lantaran dengan memelihara pandangan, seseorang dapat terhindar dari rasa kegelisahan. Kegelisahan ini terjadi lantaran Hidayah dari Allah yang turun ke hati terhalang oleh selaput yang terbuat dari “bahan” hasil kemaksiatan, yang dimana salah satu contoh dari “bahan” hasil dari kemaksiatan ini berupa pandangan-pandangan yang khianat. Selaput tersebut menutupi hati lantaran sang hati mungkin sudah tidak menghiraukan Keimanan yang masih tersimpan pada relung-relungnya sehingga sang hati terbawa untuk terus memberikan perintah kepada mata agar terus memandang santapannya supaya kebutuhan sang hati menjadi terpenuhi, hingga tanpa sadar sang hati itu menjadi gelap karena diselimuti selaput-selaput hitam yang terpancar dari pandangan yang khianat itu. Dan sang hatipun menjadi keras seperti batu. Akibatnya relung-relung pada hati menjadi hampa terhadap hidayah, lantaran Pancaran Hidayah tidak dapat masuk ke dalam relung-relung yang telah diselimuti oleh selaput hitam tadi, Dan akhirnya, hal ini dapat menyebabkan menumpulnya firasat apalagi jika hatipun telah benar-benar terbius oleh indahnya memori-memori dari “bahan” hasil kemaksiatan tadi, maka orang itu bisa dipastikan akan terlupa tentang pesona manisnya hidayah, selain manisnya kemaksiatan yang melenakan dan pada akhirnya diapun akan semakin sulit terlepas dari masa kegelapan itu karena semakin lama masa itu maka akan menyebabkannya makin terlena dan terlupa.
Jika telah sampai pada kondisi ini, dirinya akan merasa menderita lantaran keinginan dirinya yang selalu terpenuhi oleh sang hati yang telah terbius oleh kegelapan selaput maksiat tadi menyebabkan gelapnya fungsi dari seluruh organ tubuh lainnya terhadap jiwa-jiwa Rabbani, karena jika hati itu telah rusak maka rusak pulalah anggota tubuh lainnya(7).

Keinginan dirinya terhadap maksiat itu terpenuhi namun sayangnya, kebutuhannya terhadap peyalurkannya tidak terpenuhi, sehingga menyebabkan dirinya menderita dan untuk mengurangi rasa deritanya ini, bisa dipastikan dia akan terus bermaksiat hingga dia bisa menyelaraskan keinginan penyalurannya, justru hal itu malah membuat hatinya makin mengeras dan membuat dirinya makin menggebu-gebu terhadap keinginan itu, sehingga dapat menyebabkan hidayah yang masih tersisa di dalam relung-relung sang hati tidak mampu lagi untuk menasehati dirinya sendiri untuk tidak melakukan maksiat maka Cahaya Iman yang tersisa di hati itu akan makin habis terkikis oleh rivalnya -kemaksiatan-, sehingga pada akhirnya akan membawanya kepada kemaksiatan yg sebenarnya, yang dimana hal itu membawanya menjadi hina dan pada akhirnya dia harus terlempar ke pada api yang langit dan bumi saja tidak sanggup menahan panasnya, Selama dirinya tidak pernah Bertaubat(8) kepada Allah atas perbuatannya. Naudzubillahimidzalik.
(Bersambung ke Part 3)

Catatan Kaki:
(6) Dari 'Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu bahwa ia berkata : Rasulullah bersabda, "Malulah kepada Allah dengan sebenar benarnya." kami berkata, "Wahai Nabi Allah, sesungguhnya kami benar benar merasa malu, alhamdulillah. " Beliau bersabda, 'Bukan itu yang dimaksudkan. Akan tetapi yang disebut dengan malu kepada Allah dengan sebenar benarnya adalah engkau menjaga kepada (mata) dan segala apa yang disaksikannya; menjaga perut dan segala apa yang masuk kedalamnya; dan mengingat kematian beserta siksaan yang akan menimpanya. Barangsiapa yang menginginkan (kehidupan) akhirat, maka tinggalkanlah perhiasan dunia. Dan barangsiapa yang melakukan semua itu berarti ia telah merasa malu.

(7) “…Ingatlah bahwa di dalam tubuh ada segumpal daging, jika baik, maka baiklah seluruh tubuhnya, jika ia rusak maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ingatlah, ia adalah hati(13)” (HR. Bukhori dan Muslim).

(8) Taubat Nasuha, Taubat yang sebenar-benarnya/ taubat yang sungguh-sungguh. Masalah taubat sungguh-sungguh dimuat pada ayat QS.At-Tahrim(66):8

Memelihara Pandangan | Ghudhul Bashar | Full Article | Part 3 ^^

Itulah dampak fatal dari pandangan yang tidak terpelihara, oleh karena itu untuk menghindari hal tersebut Islam telah mengajarkan kepada ummatnya untuk memelihara pandangan.

Hati yang telah terbius oleh apa yang dilihat oleh mata mungkin akan sulit untuk disadarkan oleh keimanan yang terdapat pada dirinya karena hati telah asik menikmati kesibukannya itu. Oleh karenanya kita yang sadar betul bahwa hal itu salah, maka segeralah katakan(menasehati) kepada mereka untuk memelihara pandangannya agar dirinya terjaga dari hal-hal yang justru akan makin membuat dirinya menderita(tentunya menasehatinya dengan cara yang baik(9). Dan jika kita bertekat untuk mensehatinya dalam mencegah mereka untuk melakukan hal itu, maka jangan pula kita menyebabkan mereka cenderung untuk tidak memelihara pandangan mereka. Dimana kita dapat membuat mereka tidak terpelihara pandangannya secara langsung maupun tidak langsung. Lantaran, terkadang syaitan mampu menjadikan sesuatu menjadi terasa indah agar seseorang dapat melakukan kemaksiatan. Maka sebelum kemaksiatan menguasai hati suci orang-orang muslim, maka berusahalah untuk mencegah langkah-langkah syaitan dalam tujuannya menjerumuskan orang muslim kepada hal-hal yang maksiat.
Apalagi jika kita sengaja menjadikan sesuatu hal yang dapat membuat seseorang dapat berbuat dosa, bisa jadi kitapun akan menanggung dosa-dosa orang yang melakukannya itu(10). Dan jika seandainya kita sadar bahwa yang telah kita lakukan dapat menyebabkan seseorang melakukan maksiat kepada kita ataupun orang lain maka kita sebagai umat muslim yang merupakan satu tubuh agar berusaha untuk saling memelihara diri kita yang satu tubuh ini sejak dini agar Allah menjauhkan kita semua dari azab yang dikarenakan perbuatan-perbuatan lalai kita. Karena setiap yang kita lakukan, kita lihat, kita dengar, dan hati nurani semuanya memiliki pertanggung jawaban(11) di hari hisab. Dan sesungguhnya segala sesuatu keburukan yang terjadi kepada diri kita bisa jadi merupakan akibat dari perilaku zalim kita di masa lalu(12). Astaghfirullah.

Bisa jadi karena “bius” sebuah pandangan khianat terhadap hati sangat melenakan, oleh karenanya kita sebagai umat Islam, dianjurkan untuk mengatakan kepada mereka lelaki maupun perempuan yang Beriman untuk menundukkan/memelihara pandangannya sesuai dengan petunjuk ayat tersebut. Dan karena perintah mengatakan kepada mereka dalam pemeliharaan pandangan itu termuat di dalam Al-Qur’an maka perintah ini adalah suatu kewajibann untuk kita laksanan. Maka dengan dari itu, sudah sepatutnya kita berusaha untuk memperingatkan diri kita sendiri maupun seluruh orang mu’min dan mu’minat agar menundukkan/memelihara pandangan mereka. Kenapa? Karena semakin lama seseorang asik memandang dengan khianat maka akan semakin membuat dirinya sulit untuk melepas pandangan itu. Oleh karenanya sebelum dia makin terlena maka naihatilah mereka, tentunya dengan cara yang baik. Ingatlah sekali lagi bahwa pandangan merupakan awal mula dari kemaksiatan yang sebenarnya. Oleh sebab itu katakanlah kepada mereka dan hindarilah segala hal yang menyebabkan mereka tidak memelihara pandangannya, karena pandangan yang tidak terpelihara dapat membawa kehancuran bagi dirinya sendiri bahkan kepada orang-orang disekitarnya, dan bisa jadi kitapun akan terkena dampak dari pandangan yang khianat itu walaupun pandangan kita telah kita pelihara. Naudzubillahimindzalik.

Catatan Kaki:

(9) Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah(14) dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Al-Nahl:125) dan “Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (Fushshilaat:34)

(10) Saya dapat menyimpulkan bahwa, ketika seseorg menyebabkan orang lain berbuat dosa maka diapun juga menanggung dosa orang tersebut, masalah ini tersirat pada ayat yang berbunyi:
(ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu. An-Nahl:25
Berbeda dengan permasalah dosa yang diakibatkan oleh tangan sendiri, sehingga yang menanggung dosanya adalah hanya orang tersebut.

(11) Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. Al-Isra’:36

(12) Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Ar-Rum:41

(13) Saya mengambil kutipan ini dari: Hadits Web bahwa pengutip mengatakan:
“Saya (Sofyan Efendi) mengambil hadits ke-6 ini langsung dari kitab Ringkasan Shahih Bukhari karya Al-Albani, karena saya melihat arti (terjemahan) yang disampaikan kurang tepat. Tulisan aslinya adalah sebagai berikut:
Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir rodhiyallohu’anhu, dia berkata: ”Aku pernah mendengar Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda: ’Sesungguhnya sesuatu yang halal telah jelas serta yang haram juga telah jelas dan diantara keduanya terdapat perkara-perkara syubhat (yang masih samar/tidak jelas); yang kebanyakan manusia tidak mengetahui (hukum)nya. Barangsiapa yang berhati-hati terhadap perkara syubhat, maka sesungguhnya dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan barangsiapa yang terjerumus kepada perkara syubhat, pasti akan terjerumus kepada yang haram. Seperti halnya seorang penggembala yang menggembala di sekitar daerah larangan, sehingga dikhawatirkan hampir-hampir (menggembala) di dalamnya. Ingatlah bahwa tiap-tiap raja mempunyai larangan. Ingatlah bahwa larangan Alloh adalah apa-apa yang diharamkan-Nya. Ingatlah bahwa di dalam tubuh ada segumpal daging, jika baik, maka baiklah seluruh tubuhnya, jika ia rusak maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ingatlah, ia adalah "jantung."” (HR. Bukhori dan Muslim). Padahal kalimat yang tepat bukan menyatakan "pasti", tapi "hampir-hampir" serta segumpal daging tersebut adalah "hati", bukan "jantung". Wallaahu'alam. Saya memohon ampun kepada Allah jika seandainya saya yang salah.” Allahuma Amiin

(14) Hikmah: ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.

(15) Suatu ketika saya pernah membaca suatu buku yang disunting dari karya Al-Albani, jika tidak salah judul bukunya "Hadist Dhaif ... yang Ada di Indonesia", beliau menyatakan bahwa hadist ini bermasalah, entah karena lemah atau karena cacat sanadnya, namun sebagian besar ulama, menggunakan dalil ini dalam ruang lingkup memelihara pandangan, seperti buku Ghudhul Bashar karya: Syaikh 'Abdul 'Aziz Ghazuli. Wallahu Alam Bisyawab, Semoga Allah Senantiasa memaafkan segala kesalahan kami. Allahuma Amiin



Sumber-sumber Referensi Pendamping Artikel ini:
Al-Qur'anul Kariim
Al-Qur'an Online(http://alqur/’anonline.co.cc)
Ghudhul Bashar karya: Syaikh 'Abdul 'Aziz Ghazuli
As Sunnah(Yahoo Grups) (http://groups.yahoo.com/group/assunnah/message/45823)
Hadits Web (http://opi.110mb.com/haditsweb/arbain/hadits6.htm#[1])
Ukhti Hafidz Blog (http://ukhtihafidz.blogspot.com/2009/02/ghadzul-bashor.html)
Dll

Segala Puji Bagi Allah
Semoga Allah memaafkan aku jika aku bersalah
Allahuma Amiin

Wallahu 'Alam Bisyawab
(CMIIW | Koreksi aku jika aku melakukan kesalahan)

***
Ruang Diskusi untuk Artikel ini: AIFA (http://www.facebook.com/note.php?saved&&suggest¬e_id=132006400876&id=110495747345)

***
First level Distribution: We Are Support to Against The Virtual Khalwat(http://www.facebook.com/note.php?saved&&suggest¬e_id=124645088119&id=106995336674)

8 Ciri Jilbab Syar'i

Bukan dari tulang ubun ia dicipta
Sebab berbahaya membiarkannya dalam sanjungan dan puja
Tak juga dengan tulang kakai
Karena nista menjadikannya diinjak dan diperbudak
Tetapi dari rusuk kiri
Dekat dengan hati untuk dicinta
Dekat dengan tangan untuk dilindungi

Subhanallah, indah ya? Betapa Allah mencipatkan perempuan dalam kondisi yang baik, untuk dicinta dan dilindungi tanpa diskriminasi dan untuk dijaga kehormatannya.

“Hai anak Adam, sesungguhnya kami telah menurunkan lepada kalian pakaian untuk menutupi aurat kalian dan pakaian yana indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang terbaik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.”
(Al-A’raf 26)

Ya, Allah telah menurunkan pakaian untuk kita. Kita memaknankannya untuk menutup aurat dan memperindah penampilan. Tetapi pakaian takwa itulah yang terbaik. Takwa adalah pakaian kesiapan, kesiapan untuk bersedia dan bersegera mentaati segala perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya.
Artinya begitu ada panggilan sayang dari Allah untuk melakukan sesuatu, kitalah yang tedepan. Dan kalau ada seruan dari Allah untuk meninggalkan sesuatu maka kita lah yang tercepat.

“Hai Nabi, katakanlah pada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mu’min, hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka keseluruh tubuh mereka.. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karenanya mereka tidak diganggu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(Al-Ahzab 59)

Pernah dengar, ada yang ngomong belum berjilbab karena belum merasa terpanggil? Atau “Saya takut merusak citra jilbab dengan akhlak saya yang seperti ini dengan tingkah laku saya yang Belem islami…”
Aduh mbak, hidayah itu datang dengan upaya keras untuk mecarinya,

“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam mencari keridhaan Kami. Sesungguhnya akan kami tunjukkan pada mereka jalan kami. Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang berbuat baik.”
(Al-Ankabut 69)

Belum dapat panggilan atau hidayah untuk berjilbab? Ini pola pikir yang salah neng! Bersungguhlah dalam beramal maka titik terang hidayah akan semakin besar coz amal-amal itu adalah penyubur iman . apa yang sudah kita tahu dan mampu, itulah yang kita amalkan. Maka kemudian Allah akan memudahkan, membuka jalan, dan mendekatkan sesuatu yang seolah-olah kita belum mampu melakukannya. So, proses jadi cewek shalihah bukan dengan menunggu akhlak jadi baik baru kemudian berjilbab, kalo udah tahu dan mampu berjilbab lakukan itu. Maka Allah akan menolong untuk memperbaiki akhlak kita…

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah apa yang ada pada suatu kaum hingga kaum itu mengubah apa yang ada di dalam diri-diri mereka…”
(Ar-Ra’d 11)

Nah kalo udah sadar make jilbab, sekarang kita baca petunjuk penggunaannya, biar ga kekurangan atau kelebihan dosis, bukan untuk mempersulit lho…. Justru agar kita tahu mana gaya berpakaian yang mendatangkan keridhaan Allah…

1. Menutup dan melindungi tubuh selain yang dikecualikan.

“Hai Asma’, sesungguhnya wanita, apabila telah sampai ke tanda kedewasaan (haidh), tidak boleh terlihat bagian tubuh kecuali ini dan ini- beliau mengisyaratkan muka dan telapak tangannya.” (HR Abu Dawud, Al Albani menghasankannya)

2. Bukan tabarruj

“…Dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah zaman dahulu…”
(Al-Ahzab 33)

Menor, berlebihan, boros, artificial dan fisis semata. Itulah yang nggak diinginkan Allah melekat pada diri hambaNya yang diridhaiNya dari kalangan wanita mukminat. Allah pengennya agar kita cantik, mulia dan mempesona dengan dandanan iman. Cantik karena akhlaknya. Mulia karena ia bukan pameran berjalan yang dipelototi dan diamati (…semua mata tertuju padamu…) dan mempesona karena setia langkahnya adalah pahala. Faktanya, semakin tabal make up seseorang pasti semakin tipis aktivitasnya. Misalnya make bedak tebel di muka, gimana ia berwudhu tiapa mau shalat? Emang kuat nahan hadasts dari subuh ampe maghrib? Syusyah kan , dikit-dikit di hapus, bentar-bentar dirias, cuapppeee dechhh…!!!!

3. Kainnya tebal

“Akan muncul di akhir umatku, wanita-wanita yang berpakaian namun pada hakikatnya bertelanjang. Dia atas kepala mereka terdapat sesuatu penaka punuk unta. Mereka tidak akan memasuki syurga. Padahal bau syurga itu dapat dicium dari jarak sekian dan sekian.”
(HR Muslim No: 2128)

Yang dimaksud berpakaian tapi telanjang adalah wanita-wanita yang mengenakan pakaian tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya, belum menutup and menyembunyikan tubuh yang sebenarnya.

4. Kainnya longgar, nggak sempit dan nggak jatuh

Emang nya nggak malu dikatain “Neng, baju adek nya kok dipake?” hehehe… neng, tampaknya bentuk tubuh kita lebih memudahkan syetan mengambil pandangan laki-laki. Usman ibn Zaid menceritakan sesuatu nih…
“Rasulullah memberiku pakaian Qibthiyah (pakaian gaya mesir) yang tebal hadiah dari Dihyah Al Kalbiy. Pakaian ini aku kenakan pada isteriku. Maka suatu ketika beliau, Rasulullah bersabda: Mengapa engkau tak pernah memakai baju mesir itu? Aku pun menjawab “Baju itu saya pakaikan pada isteri saya. Dan beliau pun bersabda: Perintahkanlah isterimu agar mengenakan baju lain di bagian dalamnya. Aku khawatir pakaian mesir itu masih menggambarkan bentuk tulangnya.”

5. Nggak diberi wangi haruman

“Wanita mana saja yang memakai haruman kemudian keluar dan lewat di muka orang banyak agar mereka mendapati baunya, maka ia adalah pezina…”
(HR Abu Dawud dan at Tirmidzi)
Ati-ati ye, ni bukan soal burket apa nggak. Ada kemaslahatan yang mau diberikan Allah pada setiap mehluknya. Gimana kalo bepergian keluar terus wanginya dicium sama lelaki yang hatinya berpenyakit? Bahaya n ngundang bahaya kan? Dan nggak perlu di jabarin lagi kan bahayanya apa?

6. Nggak menyerupai pakaian laki-laki

“Rasulullah melaknat laki-laki yang memakai pakaian perempuan dan perempuan yang memakai pakaian laki-laki.”
(HR Ahmad, Abu Dawud, Ali Hakim, dan Ibnu Majah”)
Para Ulama sepakat bahwa celana nyang merupakan imporan dari barat tidak boleh dipakai oleh wanita mukminat jika keluar rumah, kecuali celana itu dipakai di dalam rumah dan sebagai celana dalaman rok atau gamis...hal ini disebabkan celana menyerupai kaum pria, begitupun kerudungan yang mirip penutup/sorban kaum pria, pokoknye Islam gak suka dech ama laki-laki yang menyerupai wanita dan sebaliknya.

7. Nggak menyerupai pakaian orang-orang kafir.

“…Barangsiapa menyerupai statu kaum maka ia adalah bagian dari mereka…”
(HR Ahmad dan Abu Dawud)

Kenapa kita harus beda penampilan sama orang kafir? Ya kalo identik nggak ada bedanya dong. Seperti halnya Rasulullah melarang kaum pria memelihara kumis dan memerintahkan berjenggot, sehingga tidak menyerupai kaum kafir. Istilah kerennya Tasyabuh (menyerupai) !
Ehmmm…. Terus menyerupai kaum kafir itu kayak apa? Berjilbab lengkap jangan serupa dengan suster-suster di telenovela amreika latin, itu yang ada di film dulce maria, tau kan? hehe Potongannya juga jangan seperti pakaian biksu wanita atau mirip kain sari penganut hindu di India.
Tapi kalo warna sih bukan kemutlakan orang kafir. Al Hafizh Ibnu Abi Syaibah menyebutkan beberapa riwayat warna-warni pakaian isteri-isteri Rasulullah:

“Dari Ibnu Mulaikah, dia berkata, saya pernah melihat Ummu Salamah yang mengenakan pakaian panjang berwarna kuning.”

“Dari Ibrahim An Nakha’i, saat dia mengunjungi isteri-isteri Rasulullah bersama Alqamah dan Al Aswad, dia melihat mereka mengenakan pakaian-pakaian panjang berwarna merah.”

“Dari Da’id ibn Jubair bahwasanya ia pernah melihat sebagian dari isteri-isteri Nabi berthawaf di Masjidil Haram dengan mengenakan pakaian berwarna kuning.”

8. Nggak merupakan libasusyi syuhrah

Libasusyi syuhrah artinya pakain ketenaran atau popularitas. Bisa berwujud pakaian yang Sangay mencolok bagusnya agar bisa dikagumi atau diomongin orang atau pakaian yang Sangay mencolok jeleknya agar dikenal sebagai orang yang zuhud. Dua-duanya buruk dimata Allah

“Barang siapa memakai pakaian untuk mencari popularitas di dunia, maka Allah akan mengenakan pakaian kehinaan pada dirinya pada hari kiamata, kemudian membakarnya di neraka.”
(HR Abu Dawud dan Ibnu Majah)

So, yang wajar-wajar ja deh, Allah juga nggak suka loh sama wanita yang suka mencari perhatian dengan wewangian dan bunyi-bunyian…[

Ratu Fatihah // meraji' KITAB JILBAB WANITA MUSLIMAH karya Syaikh Muhammad
Nashirudin Al Albani]]


http://www.facebook.com/group.php?gid=148434250350

Rabu, 13 Oktober 2010

Ibu Pencetak Generasi Unggul

Ibu Pencetak Generasi Unggul
Oleh Ir. Arini Retnaningsih

"Ibu adalah sekolah yang jika engkau telah mempersiapkannya berarti engkau telah mempersiapkan suatu bangsa yang mempunyai akar-akar yang baik" (M. Nashih Ulwan)

Syabab.Com - Belakangan ini kita sering dikejutkan dengan berbagai fenomena yang terjadi di kalangan anak-anak. Bukan hanya remaja, tetapi anak-anak SD bahkan TK yang masih hijau. Berjatuhannya korban-korban smackdown, dua di antaranya meninggal. Kebanyakan korban adalah anak SD dan TK. Ada pula anak-anak yang melakukan perbuatan nekat, mengakhiri hidupnya di usia yang begitu muda hanya karena masalah sepele. Belum masalah tawuran pelajar yang terus marak, dan narkoba yang menghantui anak-anak, bahkan anak SD sekalipun. Terakhir kasus Irfan, anak berusia 10 tahun yang tega mencekik dan mengiris-iris anak tetangganya yang masih TK. Penyebabnya hanya karena sakit hati sering diledek, sesuatu yang biasa terjadi di kalangan anak-anak.

Banyak di antara kita yang lantas bertanya-tanya, ada apakah dengan anak-anak kita? Bila kita kaji dengan cermat, pertanyaan ini sebenarnya salah alamat. Anak-anak kita adalah anak-anak yang sama dengan kita sewaktu masih anak-anak. Sama-sama memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sama-sama selalu ingin meniru, dan sama-sama belum mampu membedakan mana realita, mana rekayasa.

Yang membedakan antara kita dan anak-anak kita sekarang adalah lingkungan yang tidak sama. Dulu di zaman kita tidak ada smackdown. Tidak ada sinetron cengeng yang mengajarkan bunuh diri sebagai solusi, tidak ada pula tayangan film sadis yang penuh dengan kekerasan. Dan terutama lagi, dulu kebanyakan kita masih didampingi oleh ibu.

Apa hubungannya dengan ibu? Ya, dulu ibu kita masih banyak punya waktu untuk mendidik kita, mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan menunjukkan mana yang salah. Ibaratnya kita masih memiliki perisai yang melindungi kita dari berbagai hal buruk yang terjadi di sekitar kita.

Sekarang, anak-anak kita tidak memiliki perisai itu. Ibu-ibu saat ini lebih banyak yang menghabiskan waktu di luar rumah mencari uang. Atau kalaupun di rumah, ibu-ibu tersibukkan dengan berbagai tayangan televisi seperti sinetron, telenovela dan infotainment. Alih-alih anak dilindungi dari tayangan yang tidak mendidik, malahan anak-anak diajak ikut nonton, menghabiskan sebagian besar waktunya di depan televisi.
Peran Ibu

Berkembangnya ide feminisme yang begitu pesat beberapa waktu terakhir ini, terasa pengaruhnya terhadap cara pandang masyarakat terhadap peran ibu. Peran ibu dianggap tidak produktif karena tidak menghasilkan materi. Bahkan beberapa pihak cenderung menganggap peran ibu mendomestikasi perempuan dan menempatkan perempuan dalam posisi inferior, tersubordinasi peran suami.

Padahal, fakta membuktikan bahwa peran ibu dalam pendidikan anak tidaklah tergantikan. Masa-masa 0 - 6 tahun bagi anak adalah masa keemasan pertumbuhan dan perkembangannya. Pada usia ini, otak anak terbentuk sampai 80 %, kecerdasan dan dasar-dasar kepribadiannya mulai terbentuk. Karena itu, masa ini membutuhkan pendampingan dari sosok yang intens mengikuti pertumbuhan dan perkembangannya, yang mampu memberikan stimulasi optimal dengan penuh kasih sayang.

Pembantu atau pengasuh bayi tentu jauh dari kriteria itu. Tempat Penitipan Anak atau kelompok bermain yang diikuti anak juga tidak dapat memberikan stimulasi optimal. Tempat ini dirancang untuk menangani banyak anak, sehingga kebutuhan individu anak akan kasih sayang tidak terpenuhi seperti bila ibu yang intens mengasuhnya. Kasih sayang adalah salah satu makanan otak, yang membuat otak berkembang optimal selain gizi dan stimulasi.

Pengasuhan dengan kasih sayang yang tulus juga dibutuhkan anak dalam perkembangan kecerdasan emosionalnya. Ketika anak merasa disayang, ia belajar untuk menghargai dirinya, menumbuhkan rasa percaya diri, kemampuan untuk berempati dan berbagi kasih sayang kepada orang lain.

Berbeda dengan anak yang kekurangan kasih sayang. Mereka cenderung mengembangkan perasaan negatif, merasa tidak diterima sehingga penghargaan terhadap dirinya sendiri rendah. Anak seperti ini akan cenderung menjadi anak tertutup, rendah diri dan menyimpan potensi gagal dalam kehidupannya.

Kasih sayang yang tulus dan berlimpah tentulah datang dari seorang ibu. Pemahaman yang utuh terhadap anak juga tentu datang dari ibu. Bila fungsi ibu terabaikan karena ibu harus keluar rumah, maka adakah fungsi ini akan tergantikan?

Mengambil Pelajaran dari Ibu Para Tokoh

Thomas Alva Edison, tentu kita semua mengenal nama ini. Dia adalah penemu besar yang memiliki ribuan hak paten. Namun tahukah anda bahwa dia hanya mengenyam dunia pendidikan formal hanya 3 bulan?

Thomas Alva Edison dikeluarkan dari sekolahnya karena gurunya beranggapan ia terlalu bodoh untuk bersekolah. Ibu Edison tidak mempercayai hal tersebut. Dengan gigih ia didik sendiri Edison di rumah. Apa yang dilakukannya tidak sis-sia. Edison menemukan potensi terpendamnya sebagai seorang peneliti. Usia 10 tahun, ia telah memiliki laboratorium pribadi.

Lebih dari apa yang didapat Edison bila bersekolah, ibu Edison mengajarkan juga keuletan berjuang dan kemandirian. Di usia begitu muda, Edison berjualan koran untuk membiayai sendiri penelitian-penelitiannya. Bayangkan apa yang terjadi bila ibu Edison bersikap sama dengan gurunya. Mungkin listrik akan terlambat ditemukan. Dan itu berarti penemuan-penemuan yang terkait listrik juga akan terhambat.

Ibu Imam Syafi'i mewakili perjuangan ibu dari tokoh-tokoh agama. Suaminya meninggal sebelum Imam Syafi'i lahir. Ia membesarkan Syafi'i sendirian. Memotivasinya untuk belajar. Usia 7 tahun Syafi'i sudah hafal Alquran. Guru-guru ia datangkan untuk mengajar Syafi'i, biarpun untuk itu ia harus bekerja keras untuk biaya belajar anaknya..

Tidak sedikit tokoh yang sukses karena peran seorang ibu di belakangnya. Mungkin nama para ibu ini tidak pernah tercatat dalam sejarah. Namun anak-anak mereka tercatat dengan tinta emas. Dan itu cukup menjadi bukti eksistensi ibu.

Dilema Ibu


Berperan sebagai ibu ideal tentu adalah cita-cita seorang ibu. Mendampingi anak, mendidik mereka dengan baik dan mencetak mereka menjadi generasi unggul yang akan mewarisi negeri ini. Namun, ibu dihadapkan pada banyak tantangan.

Tantangan terbesar tentu faktor ekonomi. Banyak ibu yang terpaksa meninggalkan rumah untuk ikut menopang ekonomi keluarga. Gaji suami yang tidak memadai, sementara harga-harga kebutuhan yang makin melambung tinggi, membuat para ibu turun tangan ikut bekerja.

Kondisi ini membuat anak-anak tumbuh tanpa kontrol dan pendidikan yang tepat. Tidak ada yang peduli apa yang ditonton anak dan apa yang dilakukan anak bersama teman-temannya. Orangtua hanya bisa terkejut saat anak ketahuan terlibat masalah serius atau menjadi korban. Tawuran, narkoba, pergaulan bebas, atau kasus kriminal.

Tantangan kedua adalah pengetahuan ibu terhadap pendidikan anak. Berapa banyak ibu yang hanya tinggal di rumah namun tidak mampu mendidik anak dengan baik. Ia tidak mengenal potensi yang dapat dikembangkan pada anak dan bagaimana mengembangkannya.

Lebih parah adalah ibu yang bekerja dan sekaligus tidak mampu mendidik anak. Ibu-ibu semacam ini tidak memiliki target dalam mendidik anak. Anak dibiarkan seperti air mengalir terserah mau jadi apa nantinya.

Kondisi ibu semacam ini tentu tidak bisa diharapkan dapat melahirkan generasi unggul. Pemerintah seharusnya memiliki kepedulian yang besar dalam masalah ini. Bukankah generasi unggul yang dapat melepaskan bangsa ini dari krisis yang terus membelit? Apakah kita akan bertahan dengan berbagai kerusakan yang melanda bangsa ini ? Pepatah bahkan mengatakan bahwa pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang berhasil mencetak pemimpin yang lebih baik.

Selama ibu masih harus disibukkan dengan mencari nafkah, selama ibu masih tidak memahami pendidikan anak, selama itu pula generasi unggul tidak akan lahir. Bangsa kita akan terus terpuruk tidak mampu bangkit.

Tugas pemerintah adalah menjamin agar ibu bisa menjalankan peran keibuannya dengan sempurna. Bukan malah mendorong ibu untuk bekerja keluar rumah, bahkan keluar negeri dengan memberikan julukan pahlawan devisa. Itu sama artinya negara ini tengah menjual masa depannya.

Tugas negara pula untuk menjamin pendidikan para ibu. Pendidikan dengan kurikulum yang tepat. Agar para ibu tidak hanya menjadikan materi sebagai orientasi hidupnya. Namun sesungguhnya, ibu punya tanggungjawab besar di pundaknya untuk masa depan bangsa. Maka, tidak salah kalau dikatakan perempuan adalah tiang negara. Bila tiang itu roboh, maka tunggulah waktu keruntuhan negara. [keluarga/syabab.com]

Penulis adalah dosen di beberapa PGTK di Bogor, trainer dan konsultan pendidikan anak.


http://www.syabab.com/index.php?option=com_content&view=article&id=45%3Aibu-pencetak-generasi-unggul&catid=29%3Akeluarga&Itemid=55

Rahasia Kecerdasan Orang Yahudi : "Mengapa Yahudi Pintar?"

Artikel Dr Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada 3 tahun di Israel karena menjalani housemanship dibeberapa rumah sakit di sana. Dirinya melihat ada beberapa hal yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu, "Mengapa Yahudi Pintar?"

Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang ke California, terlintas di benaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar? Kenapa tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri?

Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk Phd-nya. Sekadar untuk Anda ketahui, tesis ini memakan waktu hampir delapan tahun. Karena harus mengumpulkan data-data yang setepat mungkin.

Marilah kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel, setelah mengetahui sang ibu sedang mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama suami.

Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika.

Stephen bertanya, “Apakah ini untuk anak kamu?”

Dia menjawab, "Iya, ini untuk anak saya yang masih di kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius."

Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikut terus perkembangannya.

Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu mengerjakan latihan matematika sampai genap melahirkan.

Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung dia suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu. Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang-kacangan.

Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan. Ini adalah adat orang orang Yahudi ketika mengandung. menjadi semacam kewajiban untuk ibu yang sedang mengandung mengonsumsi pil minyak ikan.

Ketika diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi. Begitu Stephen menceritakan, “Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet),”
ungkapnya.

Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang, harus, terutama kacang badam.

Uniknya, mereka akan makan buah buahan dahulu sebelum hidangan utama. Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan buah buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk.
Akibatnya lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.

Di Israel, merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan dirumah Yahudi, jangan sekali kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh Anda keluar dari rumah mereka. Menyuruh Anda merokok di luar rumah mereka.

Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak ( bodoh). Suatu penemuan yang dari saintis gen dan DNA Israel.

Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever).

Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata rata mereka memahami tiga bahasa, Hebrew, Arab dan Inggris. Sejak kecil mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban.
Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar.

Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak.

Tak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi.

Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, “Perbandingan dengan anak anak di California, dalam tingkat IQ-nya bisa saya katakan 6 tahun kebelakang!!!” katanya.

Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang diutamakan adalah memanah, menembak dan berlari.
Menurut teman Yahudi-nya Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak fokus. Disamping itu menembak bagian dari persiapan untuk membela negara.

Selanjutnya perhatian Stephen ke sekolah tinggi (menengah). Di sini murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius.
Apa lagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang lebih tinggi.

Satu lagi yg di beri keutamaan ialah fakultas ekonomi. Saya sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka belajar ekonomi. Diakhir tahun diuniversitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Mereka harus memperaktekkanya.
Anda hanya akan lulus jika team Anda (10 pelajar setiap kumpulan) dapat keuntungan sebanyak $US 1 juta!

Anda terperanjat?

Itulah kenyataannya.

Kesimpulan, pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan. Tentunya bukan perkara yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses, melewati beberapa generasi mungkin?

Kabar lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara kita di Palestina. Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina. Terjawab sudah mengapa agresi militer Israel yang biadab dari 27 Desember 2008 kemarin memfokuskan diri pada pembantaian anak-anak Palestina di Jalur Gaza.

Seperti yang kita ketahui, setelah lewat tiga minggu, jumlah korban tewas akibat holocaust itu sudah mencapai lebih dari 1300 orang lebih. Hampir setengah darinya adalah anak-anak.

Selain karena memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target anak-anak bukanlah kebetulan belaka. Sebulan lalu, sesuai Ramadhan 1429 Hijriah, Ismali Haniya, pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang sudah hafidz al-Quran.

Anak-anak yang sudah hafal 30 juz Alquran ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi. "Jika dalam usia semuda itu mereka sudah menguasai Alquran, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?" demikian pemikiran yang berkembang di pikiran orang-orang Yahudi.

Tidak heran jika-anak Palestina menjadi para penghafal Alquran. Kondisi Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan al-Qur’an. Tak ada main Play Station atau game bagi mereka.
Namun kondisi itu memacu mereka untuk menjadi para penghafal yang masih begitu belia. Kini, karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghafal Quran itu telah syahid.

Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi. Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia. Bagaimana perbandingan perhatian pemerintah Indonesia dalam membina generasi penerus dibanding dengan negara tetangganya.

Ambil contoh tetangga kita yang terdekat adalah Singapura. Contoh yang penulis ambil sederhana saja, Rokok. Singapura selain menerapkan aturan yang ketat tentang rokok, juga harganya sangat mahal.

Benarkah merokok dapat melahirkan generasi “Goblok!” kata Goblok bukan dari penulis, tapi kata itu sendiri dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia sudah menemui beberapa bukti menyokong teori ini.
“Lihat saja Indonesia,” katanya seperti dalam tulisan itu.

Jika Anda ke Jakarta, di mana saja Anda berada, dari restoran, teater, kebun bunga hingga ke musium, hidung Anda akan segera mencium bau asak rokok! Berapa harga rokok? Cuma US$ .70cts !!!

“Hasilnya? Dengan penduduknya berjumlah jutaan orang berapa banyak universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Ditangga berapakah kedudukan mereka di pertandingan matematika sedunia? Apakah ini bukan akibat merokok? Anda fikirlah sendiri?
sabili.


http://www.facebook.com/zezenzaininurdin