Kamis, 14 Oktober 2010

8 Ciri Jilbab Syar'i

Bukan dari tulang ubun ia dicipta
Sebab berbahaya membiarkannya dalam sanjungan dan puja
Tak juga dengan tulang kakai
Karena nista menjadikannya diinjak dan diperbudak
Tetapi dari rusuk kiri
Dekat dengan hati untuk dicinta
Dekat dengan tangan untuk dilindungi

Subhanallah, indah ya? Betapa Allah mencipatkan perempuan dalam kondisi yang baik, untuk dicinta dan dilindungi tanpa diskriminasi dan untuk dijaga kehormatannya.

“Hai anak Adam, sesungguhnya kami telah menurunkan lepada kalian pakaian untuk menutupi aurat kalian dan pakaian yana indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang terbaik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.”
(Al-A’raf 26)

Ya, Allah telah menurunkan pakaian untuk kita. Kita memaknankannya untuk menutup aurat dan memperindah penampilan. Tetapi pakaian takwa itulah yang terbaik. Takwa adalah pakaian kesiapan, kesiapan untuk bersedia dan bersegera mentaati segala perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya.
Artinya begitu ada panggilan sayang dari Allah untuk melakukan sesuatu, kitalah yang tedepan. Dan kalau ada seruan dari Allah untuk meninggalkan sesuatu maka kita lah yang tercepat.

“Hai Nabi, katakanlah pada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mu’min, hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka keseluruh tubuh mereka.. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karenanya mereka tidak diganggu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(Al-Ahzab 59)

Pernah dengar, ada yang ngomong belum berjilbab karena belum merasa terpanggil? Atau “Saya takut merusak citra jilbab dengan akhlak saya yang seperti ini dengan tingkah laku saya yang Belem islami…”
Aduh mbak, hidayah itu datang dengan upaya keras untuk mecarinya,

“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam mencari keridhaan Kami. Sesungguhnya akan kami tunjukkan pada mereka jalan kami. Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang berbuat baik.”
(Al-Ankabut 69)

Belum dapat panggilan atau hidayah untuk berjilbab? Ini pola pikir yang salah neng! Bersungguhlah dalam beramal maka titik terang hidayah akan semakin besar coz amal-amal itu adalah penyubur iman . apa yang sudah kita tahu dan mampu, itulah yang kita amalkan. Maka kemudian Allah akan memudahkan, membuka jalan, dan mendekatkan sesuatu yang seolah-olah kita belum mampu melakukannya. So, proses jadi cewek shalihah bukan dengan menunggu akhlak jadi baik baru kemudian berjilbab, kalo udah tahu dan mampu berjilbab lakukan itu. Maka Allah akan menolong untuk memperbaiki akhlak kita…

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah apa yang ada pada suatu kaum hingga kaum itu mengubah apa yang ada di dalam diri-diri mereka…”
(Ar-Ra’d 11)

Nah kalo udah sadar make jilbab, sekarang kita baca petunjuk penggunaannya, biar ga kekurangan atau kelebihan dosis, bukan untuk mempersulit lho…. Justru agar kita tahu mana gaya berpakaian yang mendatangkan keridhaan Allah…

1. Menutup dan melindungi tubuh selain yang dikecualikan.

“Hai Asma’, sesungguhnya wanita, apabila telah sampai ke tanda kedewasaan (haidh), tidak boleh terlihat bagian tubuh kecuali ini dan ini- beliau mengisyaratkan muka dan telapak tangannya.” (HR Abu Dawud, Al Albani menghasankannya)

2. Bukan tabarruj

“…Dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah zaman dahulu…”
(Al-Ahzab 33)

Menor, berlebihan, boros, artificial dan fisis semata. Itulah yang nggak diinginkan Allah melekat pada diri hambaNya yang diridhaiNya dari kalangan wanita mukminat. Allah pengennya agar kita cantik, mulia dan mempesona dengan dandanan iman. Cantik karena akhlaknya. Mulia karena ia bukan pameran berjalan yang dipelototi dan diamati (…semua mata tertuju padamu…) dan mempesona karena setia langkahnya adalah pahala. Faktanya, semakin tabal make up seseorang pasti semakin tipis aktivitasnya. Misalnya make bedak tebel di muka, gimana ia berwudhu tiapa mau shalat? Emang kuat nahan hadasts dari subuh ampe maghrib? Syusyah kan , dikit-dikit di hapus, bentar-bentar dirias, cuapppeee dechhh…!!!!

3. Kainnya tebal

“Akan muncul di akhir umatku, wanita-wanita yang berpakaian namun pada hakikatnya bertelanjang. Dia atas kepala mereka terdapat sesuatu penaka punuk unta. Mereka tidak akan memasuki syurga. Padahal bau syurga itu dapat dicium dari jarak sekian dan sekian.”
(HR Muslim No: 2128)

Yang dimaksud berpakaian tapi telanjang adalah wanita-wanita yang mengenakan pakaian tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya, belum menutup and menyembunyikan tubuh yang sebenarnya.

4. Kainnya longgar, nggak sempit dan nggak jatuh

Emang nya nggak malu dikatain “Neng, baju adek nya kok dipake?” hehehe… neng, tampaknya bentuk tubuh kita lebih memudahkan syetan mengambil pandangan laki-laki. Usman ibn Zaid menceritakan sesuatu nih…
“Rasulullah memberiku pakaian Qibthiyah (pakaian gaya mesir) yang tebal hadiah dari Dihyah Al Kalbiy. Pakaian ini aku kenakan pada isteriku. Maka suatu ketika beliau, Rasulullah bersabda: Mengapa engkau tak pernah memakai baju mesir itu? Aku pun menjawab “Baju itu saya pakaikan pada isteri saya. Dan beliau pun bersabda: Perintahkanlah isterimu agar mengenakan baju lain di bagian dalamnya. Aku khawatir pakaian mesir itu masih menggambarkan bentuk tulangnya.”

5. Nggak diberi wangi haruman

“Wanita mana saja yang memakai haruman kemudian keluar dan lewat di muka orang banyak agar mereka mendapati baunya, maka ia adalah pezina…”
(HR Abu Dawud dan at Tirmidzi)
Ati-ati ye, ni bukan soal burket apa nggak. Ada kemaslahatan yang mau diberikan Allah pada setiap mehluknya. Gimana kalo bepergian keluar terus wanginya dicium sama lelaki yang hatinya berpenyakit? Bahaya n ngundang bahaya kan? Dan nggak perlu di jabarin lagi kan bahayanya apa?

6. Nggak menyerupai pakaian laki-laki

“Rasulullah melaknat laki-laki yang memakai pakaian perempuan dan perempuan yang memakai pakaian laki-laki.”
(HR Ahmad, Abu Dawud, Ali Hakim, dan Ibnu Majah”)
Para Ulama sepakat bahwa celana nyang merupakan imporan dari barat tidak boleh dipakai oleh wanita mukminat jika keluar rumah, kecuali celana itu dipakai di dalam rumah dan sebagai celana dalaman rok atau gamis...hal ini disebabkan celana menyerupai kaum pria, begitupun kerudungan yang mirip penutup/sorban kaum pria, pokoknye Islam gak suka dech ama laki-laki yang menyerupai wanita dan sebaliknya.

7. Nggak menyerupai pakaian orang-orang kafir.

“…Barangsiapa menyerupai statu kaum maka ia adalah bagian dari mereka…”
(HR Ahmad dan Abu Dawud)

Kenapa kita harus beda penampilan sama orang kafir? Ya kalo identik nggak ada bedanya dong. Seperti halnya Rasulullah melarang kaum pria memelihara kumis dan memerintahkan berjenggot, sehingga tidak menyerupai kaum kafir. Istilah kerennya Tasyabuh (menyerupai) !
Ehmmm…. Terus menyerupai kaum kafir itu kayak apa? Berjilbab lengkap jangan serupa dengan suster-suster di telenovela amreika latin, itu yang ada di film dulce maria, tau kan? hehe Potongannya juga jangan seperti pakaian biksu wanita atau mirip kain sari penganut hindu di India.
Tapi kalo warna sih bukan kemutlakan orang kafir. Al Hafizh Ibnu Abi Syaibah menyebutkan beberapa riwayat warna-warni pakaian isteri-isteri Rasulullah:

“Dari Ibnu Mulaikah, dia berkata, saya pernah melihat Ummu Salamah yang mengenakan pakaian panjang berwarna kuning.”

“Dari Ibrahim An Nakha’i, saat dia mengunjungi isteri-isteri Rasulullah bersama Alqamah dan Al Aswad, dia melihat mereka mengenakan pakaian-pakaian panjang berwarna merah.”

“Dari Da’id ibn Jubair bahwasanya ia pernah melihat sebagian dari isteri-isteri Nabi berthawaf di Masjidil Haram dengan mengenakan pakaian berwarna kuning.”

8. Nggak merupakan libasusyi syuhrah

Libasusyi syuhrah artinya pakain ketenaran atau popularitas. Bisa berwujud pakaian yang Sangay mencolok bagusnya agar bisa dikagumi atau diomongin orang atau pakaian yang Sangay mencolok jeleknya agar dikenal sebagai orang yang zuhud. Dua-duanya buruk dimata Allah

“Barang siapa memakai pakaian untuk mencari popularitas di dunia, maka Allah akan mengenakan pakaian kehinaan pada dirinya pada hari kiamata, kemudian membakarnya di neraka.”
(HR Abu Dawud dan Ibnu Majah)

So, yang wajar-wajar ja deh, Allah juga nggak suka loh sama wanita yang suka mencari perhatian dengan wewangian dan bunyi-bunyian…[

Ratu Fatihah // meraji' KITAB JILBAB WANITA MUSLIMAH karya Syaikh Muhammad
Nashirudin Al Albani]]


http://www.facebook.com/group.php?gid=148434250350

Tidak ada komentar:

Posting Komentar