Rabu, 13 Oktober 2010

Sekolah Bisa Jadi Sumber Stres Anak

KOMPAS.com - Di sekolah, guru adalah pengganti orangtua bagi anak. Selain itu, tujuan pendidikan sesungguhnya adalah membentuk anak menjadi pribadi yang antara lain cerdas secara intelektual dan emosional. Kenyataannya, guru dan aturan sekolah seringkali menjadi sumber stres anak. Inilah contoh dan solusinya:
Terlalu banyak PR

Solusi: PR banyak tidak akan menimbulkan stres jika ada jadwal rutin untuk mengerjakannya. Orangtua harus membantu anak mengatur prioritas jadwal rutinnya di rumah. Lakukan kerjasama dengan pihak sekolah, diskusikan dengan guru bagaimana menciptakan PR dalam bentuk lain yang dapat dilakukan sambil bermain.
Ulangan/tes

Solusi: Seperti halnya PR, mengulang pelajaran di rumah sebaiknya dilakukan setiap hari. Dengan begitu, kapan pun ulangan diadakan, anak sudah siap. Namun, kalau soal tes memang dirasa sulit atau diluar kemampuan anak di tingkat yang sama, ayah ibu bersama orangtua yang lain bisa membicarakan ini dengan guru.
Dihukum/dipermalukan guru

Solusi: Bicaralah dengan pihak sekolah mengenai perasaan anak akibat dihukum atau dipermalukan guru di hadapan teman-temannya. Sebaiknya memang guru memberikan teguran lisan secara individual kepada anak yang melakukan kekeliruan. Ini penting supaya anak tetap merasa berharga kendati ia baru melakukan kesalahan.
Guru diperbolehkan memberikan sanksi sesuai aturan, tetapi guru tak boleh mengolok-olok anak didiknya. Olok-olok akan membuat anak merasa terhina tanpa dapat mengimbanginya, karena yang melakukan adalah pihak yang memiliki otoritas atas dirinya.

Harus tampil di depan kelas

Solusi: Jadikan acara presentasi ide dan hasil pekerjaan, juga mengerjakan soal di papan tulis, sebagai bagian dari kegiatan belajar. Sikap guru yang kooperatif, penuh penghargaan, dan ramah sangat membantu memupuk rasa percaya diri anak. Di rumah, orangtua bisa mengajak anak bermain peran yang mengharuskannya tampil di muka. Libatkan penghuni rumah lain sebagai pendengar.

Sekolah pagi

Solusi: Ciri-ciri anak yang mengalami stres karena harus bangun pagi antara lain mengeluh sakit di pagi hari, rewel, mengamuk, dan mogok sekolah. Atasi dengan memajukan jadwal tidurnya. Bangunkan anak secara bertahap dengan musik, cerita lucu atau suara binatang yang mampu menarik perhatiannya untuk bangun.
Ingatkan si kecil pada hal-hal menyenangkan yang akan dihadapi di hari itu, apakah teman-temannya, gurunya, atau bekal sekolahnya yang enak. Kalimat, "Ayo bangun! Kalau tidak, nanti kamu terlambat lo!" seringkali malah tidak efektif karena isi pesannya tidak menyenangkan. (Nakita/Uttiek)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar