Senin, 11 Oktober 2010

Renungan : Masih adakah RIDHA ALLAH dalam percintaan kita??#2

Kita mencicipi manisnya tebu cinta yang belum sah untuk dirasai dan tak bisa menanamnya kembali untuk masa depan yang terbentang didepan kita.

Kata Ust Anis Matta: “ selama pacaran, mereka berfikir sedang berusaha untuk saling memahami..padahal hakikatnya bukan itu yang terjadi…kenyataannya mereka berusaha untuk tampil lebih baik dari yang sebenarnya. Sehingga setiap kali berbicara, sebenarnya mereka sedang menyebunyikan diri masing-masing. Mereka sedang membuat iklan untuk menggoda pembeli. Karena takut bila pelanggan tidak puas, akhirnya ia akan ditinggalkan..”



Sayang sekali, yang dibangun bukan perbaikan diri, tetapi ‘proses penopengan’ diri alias kita bukan menjadi diri sendiri.

Kita nampak berbeda waktu dekat dengannya, namun berbeda pula saat berada sendiri dirumah. Inilah yang bahaya untuk perkembangan keperibadian kita.



Sering kita mengadu masalah dengan si dia, baik kecil atau besar. Tapi mengapa ya, sampai sesetia itu bantuannya walaupun masih tidak ada ikatan? Bersiaplah engkau untuk menjadi orang yang tidak mampu menyelesaikan masalah jika semua perkara engkau gantungkan padanya, pada si dia yang juga lemah seperti dirimu. Sungguh rasa ketergantungan itu berbahaya sahabatku!



“Terimalah aku apa adanya…” itu alasan paling klise saat merasakan indahnya masa pacaran. Sebuah kalimat sakti yg menjadi jurus andalan saat menaklukkan hati si dia. Akhirnya engkaupun melaju berpacaran dengan konsep ‘saling memahami’. Kerana keterbukaan, mengharuskan kita untuk saling menumpahkan keluh kesah, mencurahkan isi hati, dan memberi perhatian. Untuk apa curhat masalah padanya,kalau bukan untuk mencari perhatiannya..? Yang benar adalah curhatkan masalahmu kepada Allah. Paling tidak curhatkan kepada sahabatmu sesama akhwat. Bukan kepada orang lain selain mahrammu.



Ustad Fauzil ‘Adhim berkata: “ Cara untuk belajar menjadi isteri yang baik hanyalah dari suami. Cara untuk menjadi suami yang baik hanyalah melalui isteri. Tidak bisa melalui PACARAN ! Pacaran hanya mengajarkan bagaimana menjadi pacaran terbaik, bukan suami atau isteri terbaik..”.

CAMKANLAH ITU SAUDARA DAN SAUDARIKU..!!



Pacaran sudah merasakan bumbu (penyedap) yang seharusnya mereka gunakan untuk menyedapkan kehidupan rumah tangga. Saling mencurahkan, berbagi, meredakan kegelisahan, memberi perhatian…semua sudah..pandangan kasih nan sayu, sentuhan fisik, sandaran atau pelukan, berpegangan, sentuhan mesra….semua sudah diperbuat. Jika hal itu semua sudah dilakukan selama berpacaran, Lalu apa lagi nikmat yang ada yang perlu disyukuri setelah pernikahan? TIDAK ADA ! yang ada adalah dia sudah menjadi barang bekas, meskipun itu bekasmu sendiri.



Kalau engkau menikah dan pernah pacaran, engkau akan membandingkan pacaran dengan pernikahan. Dan pasti pacaran itu lebih indah kerana pacaran memang mencari yang indah-indah saja. Apa ada lagi yang lain..?

Ketika pacaran, engkau hanya melihat kebaikan yang ada pada si dia saja. Maka bila sudah menikah, engkau akan membuat perbandingan antara isterimu dengan waktu pacaran dulu sebab engkau hanya melihat sifat baiknya saja ketika pacaran.



Cinta tidak lagi menjadi energi yang mendorong produktivitas amal dunia-akhirat, tapi menjadi beban yang memberati jiwa untuk bebas berbakti dan beramal.

Mudahnya kita bisa mengatakan bahwa kita mencintai dia karena Allah semata. Betapa ringan kita menulis “uhibbuki fillah ya ukhti", atau "ukhti..aku mencintaimu karena Allah.." bla..bla..bla dan lain lain lengkap dengan tetek bengeknya. ehemmmm...



Bandingkan jika engkau mengucapkan cintamu sekarang (belum masanya), tetapi ternya Allah tidak menghendaki dirimu berjodoh dengannya, bukankah hanya sakit hati yang akan kau rasa?

Engkau meyakini sepenuh hati bahawa Allah pasti menjodohkan dia dengan engkau, lalu bukannya meminta yang terbaik dalam istikharahmu, tetapi benar-benar ‘menyuruh’ atau 'mendikte' Allah. Pokoknya, mesti dia Ya Allah.. pokoknya harus dia..! Kalau bukan dia gak mau !

Maka engkau meminta dengan ‘paksa’, lalu Allah Yang Mha Baik pun akhirnya memberi juga padamu yang kau minta itu. Maka yakinkah kamu Allah memberikan dengan kelembutan atau melemparnya dengan kemarahan karena niatmu yang sudah terkotori..? Maka bersiaplah untuk menggigit jari dan menghadapi murkaNya kelak.



Cinta yang sehat mengajarkan kecerdasan, kematangan emosi, ketenangan hati dan kedewasaan berfikir. Ia mengajarkan kesabaran menahan syahwat, atau membingkainya dalam ikatan suci yang diridhoi Allah..insyaAllah.

Bukan cinta yang hanya mencari kesenangan dunia semata, yang hanya mengenal peluk cium dan gandeng mesra.



Cinta yang tidak sehat hanya akan melahirkan insan yang tidak lagi khusyuk karena hati selalu teringat kekasih. Mata yang mencuri pandang atau pun saling menatap.

Sekecil apapun pelanggaran itu, ia tetap menjadi identitas dosa.



MUHASABAH..!

Baiklah, selesai sudah entah berapa banyak nikmatnya berpacaran sebelum pernikahan itu engkau lalui dan nikmati. Jadi, apa yang tersisa sekarang? Di mana nikmat yang Allah janjikan akan lebih baik dan penuh kebahagian tersebut pada saat hubungan haram berubah menjadi halal dengan nama ‘pernikahan’ itu, jika semuanya telah dilakukan seenak-enaknya sebelum berlaku ikatan halal tersebut..???



Engkau telah bermesra-mesraan sekian lama sebelum itu, jadi dimana lagi kemesraan selepas perkawinan? engkau telah merasakan nikmatnya saling peluk-pelukan sebelum itu , jadi dimana lagi nikmatnya selepas pernikahan? engkau telah merasakan suasana saling berdua-duaan tentang cerita bahagia dan derita, maka apa lagi yang akan engkau sampaikan pada suami atau istrimu dikamar pengantin selepas perkawinan? SUDAH HABISLAH SEMUA. Yaa..Habis sudah karena semua sudah dirasakan sewaktu berpacaran dulu, mana nikmatnya semua itu setelah engkau habiskan sehabis mungkin sebelum pertalian halal dengan jalan yang penuh dengan liku-liku dosa..???

Pikirkanlah itu saudara dan saudariku..pikirkanlah..!!





Barakallhufikum..semoga menjadi renungan dan motivasi yang bermanfaat

Wassalam..

------------------------------------

- Bidadari Angin Timur -
http://www.facebook.com/group.php?gid=454418125633

Tidak ada komentar:

Posting Komentar