Rabu, 13 Oktober 2010

Jika Sang Ibu Hobi Menyumpahi Buah Hatinya

Sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari seorang ibu yang jengkel atas kenakalan atau kesalahan anak-anaknya melaknat atau menyumpahi mereka. Baik dengan kata-kata yang kotor (tidak pantas) ataupun do'a yang tidak baik. Sehingga sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging. Sang ibu tidak pernah merasa bersalah ataupun berdosa atas perbuatannya tersebut. Sambil bersungut-sungut dan mengumpat ia pun berlalu, meninggalkan buah hatinya dalam keadaan menangis.

Memang profesi sebagai ibu rumah tangga mempunyai tugas yang seabrek-abrek, ibarat pekerja ibu mempunyai jam kerja yang tidak terbatas tidak seperti layaknya wanita karir kantoran yang mempunyai jadwal kerja antar 6--8 jam. Selepas itu ia bisa beristirahat dengan tenang. Sedangkan bagi ibu yang memiliki anak haruslah menjaga mereka 24 jam, belum melayani suami, memasak, mengurus rumah, menggosok pakaian, dan lain-lainnya duh, capeknya!!!

Beruntunglah para ibu yang suaminya menyediakan khadimah atau pembantu di rumah untuk meringankan tugasnya. Bagaimana bila sang suami tidak mampu? Tentu dialah yang harus menyelesaikan tugas itu sendirian, dan biasanya bila sang ibu kelelahan kondisinya sangatlah labil sedikit saja buah hatinya melakukan hal-hal yang menurutnya tidak sewajarnya, maka terkadang tidak dapat mengontrol emosinya. Jadi buntut-buntutnya keluarlah cercaan, cacian, makian, laknat, dan sumpah yang tidak baik kepada anak-anak mereka. Ironisnya sang ayah yang mendengar terkadang hanya diam saja. Lalu bagaimana sebenarnya kita memandang hal ini??

Ajaran cinta kasih melarang orangtua melaknat anak-anak mereka, bukan hanya itu kitapun dilarang menyumpahi diri kita sendiri ketika kita marah karena sesungguhnya kita tidak mengetahui kapan saatnya perkataan ataupun do'a (baik maupun buruk) yang kita ucapkan akan dikabulkan.

Seorang sahabat mengatakan kepada saya : ''Janganlah kamu menyumpahi dirimu sendiri, dan jangan pula menyumpahi anak-anakmu dan hartamu, sebab kamu tidak mengetahui saat permohonan-mu dikabulkan sehingga Sang Pencipta akan mengabulkan sumpah itu''

Petuah diatas menjelaskan bahwa ada waktu-waktu baik yang di dalamnya akan dikabulkan doa, karena itu orang bijak ini melarang kita untuk menyumpahi diri, putera-puteri kita, dan harta kekayaan kita, supaya sumpah itu tidak bertepatan dengan waktu pengabulan permohonan sehingga selamat dari bahaya.

Tetapi sayangnya sebagaimana penulis paparkan diatas banyak dari kaum ibu yang melaknat dan menyumpahi anak-anak mereka. Mereka beralasan bahwa sebenarnya mereka tidak bermaksud demikian. Padahal sebagaimana kita ketahui alasan tersebut tidak dapat diterima karena larangannya telah jelas dan tegas.

Penulis mendapati pengalaman yang bisa dijadikan ibrah bersama, kisah nyata yang patut untuk dijadikan renungan bersama bagi para ibu-ibu.

Tak jauh lokasinya dari rumah penulis pada waktu itu ada tetangga saya mendapati seorang anak laki-laki yang kira-kira berusia 9 tahun ditemukan tewas tersambar petir. Lantas, berdatanganlah semua orang untuk melihatnya tak lama kemudian datanglah sang ibu yang menangis terisak-isak kemudian menjerit karena tidak mengira anaknya telah mati.

Setelah beberapa waktu kemudian penulis mendengar bahwa sebab kematian anaknya tersebut adalah akibat dari sumpah si ibunya sendiri yang pada waktu ketika ia marah ia menyumpahi anaknya agar tersambar petir. dan akhirnya sumpahnya tersebut dikabulkan Allah dan menyesallah sang ibu dengan penyesalan yang teramat mendalam. Nasi sudah menjadi bubur.....

Kisah lainnya yang tak jauh berbeda juga masih sama terjadi dekat lokasi penulis.... Seorang anak laki-laki berusia kira-kira 7 tahun ditemukan tewas tenggelam di sungai. Peristiwa ini belumlah lama terjadi kira-kira 4 bulan yang lalu kejadiannya pun demikian anak tersebut terkena sumpah ibunya.

Ibunya yang marah mendoakan kematian bagi anaknya tersebut. Dalam hujan gerimis anak itupun keluar bermain dengan kawan-kawannya ketika dia berjalan di tepian sungai, malang kakinya tergelincir tenggelamlah ia ke dalamnya. Kawan-kawannya tak kuasa menolongnya mereka berusaha mencari pertolongan orang dewasa, akhirnya sang anakpun terangkat ke tepi akan tetapi dia telah meninggal karena terlalu banyak menelan air sungai dan meraunglah sang ibu.....dengan ucapan bahwa dia tidak bersungguh-sungguh menyumpahi anaknya....semua orang yang hadir hanya lah terhenyak... ya ... kiranya sumpah dan laknat telah menjadi budaya bagi kaum ibu-ibu kita. Sehingga sangatlah disesalkan anak-anak mereka menjadi korban.

Sungguh sangat tragis dan menyedihkan jauhnya kita dari Sang Pencipta ini membuat kita terjerumus dalam kesalahan yang fatal. Semoga Allah membimbing kita semua dan mengampuni dosa-dosa kita.

Sebenarnya banyak tips yang bisa di pelajari oleh para ibu rumah tangga agar mereka mampu mengontrol emosi mereka ketika marah.

1. Ketika ibu marah, ingatlah bahwa Allah selalu mengawasi kita dan ingatlah bahwa anak tidaklah langsung tumbuh menjadi dewasa, kita juga dulunya anak-anak yang terkadang nakal dan menjengkelkan orangtua kita.

2. Tarik nafas dalam-dalam dan santai (relaks) diam sejenak pandang anak dengan wajah yang lain dari biasanya tunjukkan ketidaksukaan kita akan ulah mereka, bila ibu ingin melotot atau merenggutkan muka maka lakukanlah agar anak takut

3. Bila kedua cara di atas belum bisa menguasai emosi ibu segeralah ingatlah akan Allah bila ibu ingin mengeraskan suara maka lakukanlah sehingga anak mendengar ucapan ibu, dan ingat ucapan itu akan terekam dalam otak anak-anak kita sehingga ketika mereka marah atau melakukan kesalahan secara otomatis mereka akan meniru kita

4. Sebagaimana yang penulis jelaskan diatas bahwa kondisi seseorang mudah marah terkadang karena kelelahan, kerjakanlah pekerjaan rumah tangga apa yang ibu sanggup jangan memaksakan diri, tidurlah segera ketika anak-anak tidur sehingga ibu mempunyai waktu untuk beristirahat, dan tentu saja kerjasama antara suami istri sangat penting sekali dalam rumah tangga. Berilah pengertian kepada suami mengapa ibu tidak bisa menyelesaikan tugas rumah tangga ibu dengan penjelasan yang baik dan cara yang benar maka suami ibu akan mengerti. Sehingga kebiasaan yang buruk menyumpahi anak ketika marah maka akan berkurang sedikit demi sedikit.

5. Jangan lupa berdoa-lah kepada Allah agar Dia Yang Maha Kuasa merubah kebiasaan buruk ini sesungguhnya hati Ibu dalam genggaman-Nya. Maka, kita tidak akan senang lagi menyumpahi anak-anak kita ketika marah.

(kiriman sharing dari seorang sahabat )


http://www.facebook.com/group.php?gid=117983264439

Tidak ada komentar:

Posting Komentar